Rapid Test Anak Usia 22 Bulan
00:20Beberapa hari yang lalu anak saya (usia 22 bulan) rapid test untuk keperluan masuk daycare. Jadi daycare anak saya mensyaratkan untuk membawa hasil rapid test anak dengan hasil non reaktif kepada orang tua yang akan menitipkan anaknya kembali ke daycare. Terlepas dari kontroversi tingkat validitas rapid test, saya cukup tenang untuk menitipkan anak kembali ke daycare ketika saya mendapat jadwal bekerja ke kantor karena ada syarat rapid test untuk semua anak, para suster dan para Miss. Sebenarnya anak saya hanya akan dua hari saja ke daycarenya. Tapi tetap harus rapid test.
Saya merasa beruntung kemarin ada yang bisa saya tanya-tanya soal rapid test anaknya. Makanya saya pengen berbagi cerita di sini. Barangkali ada yang perlu informasi tentang rapid test untuk anak.
Kami memilih rapid test di Rumah Sakit Siloam Asri yang berlokasi di Duren Tiga karena salah satu teman anak saya sudah test di sana. Katanya tidak terlalu ramai dan bisa social distancing. Waktu Bulan Juni ada promo kartu debit yang kami pakai. Sayangnya Juli ini sudah tidak ada, hihi. Biayanya Rp 350 ribu. Untuk rapid test ini bisa datang langsung ke sana tanpa harus reservasi.
Sebelumnya kami juga pernah ke RS Siloam Asri sehingga yakin aja gitu untuk tes di sana. Saya suka dengan keramahan para petugasnya. Layanannya oke dan tempatnya bersih. Waktu itu kai fisipterapi karena masih di daycare lama dulu sakit melulu.
Benar saja waktu kami ke sana memang tidak ramai. Ada beberapa orang lain tapi masih sangat memungkinkan untuk saling menjaga jarak. Semua petugas yang berinteraksi dengan pengunjung, misalnya security, petugas administrasi, dan kasir di sana mengenakan face shield dan masker.
Kami mengenakan masker sekali pakai karena ke RS. Biasanya kalau keluar rumah kami pakai masker kain. Masker sekali pakai ini kami hemat-hemat stoknya dari beli di tahun 2019, hehehe. Kami pakai karena takutnya di RS pas ketemu orang sakit atau gimana.
Oke saya lanjutkan ke prosedur rapid testnya ya.
Di depan beranda rumah sakit Siloam Asri sekarang ada yang bertugas untuk registrasi dan administrasi. Ada juga ruang tunggu terbuka yang diberikan tanda kursi mana yang boleh diduduki. Beratap namun terbuka.
Untuk rapid test anak hanya boleh dengan satu pendamping. Kalau orang dewasa harus masuk sendirian, kalau nggak salah lihat, orang di depan saya pasangan suami istri, si suami kemudian ke mobil, istrinya aja yang masuk. Suami saya juga menunggu di mobil meski ruang tungu terbuka cukup sepi.
Saya dan anak diukur suhu, diminta pakai hand sanitizer, mengisi form, dan kemudian ditempeli stiker di lengan atas. Kami masuk kemudian mengambil nomor antrian. Kami dapat nomor 62, saat itu yang sedang dilayani nomor 61. Tapi karena bawa anak kecil yang sedang semangat eksplorasi dan pengen tahu segala hal, satu nomor antrian berasa lama. Ketika tiba giliran kami, Kai seperti tidak betah dipangku. Ternyata setelah didudukkan di kursi sendiri dia malah anteng dan senang sekali. Excited ketawa-ketawa. Ruang tunggu yang di dalam juga diberi tanda mana saja yang boleh diduduki.
Saat mengurus administrasi ini, kami dimintai copy kartu keluarga. Teman saya sebelumnya tidak dimintai sih sepertinya. Untungnya saya selalu menyimpan dokumen demikian di google drive sehingga saya bisa kirim ke pihak RS . Boleh kirim soft copy saja. Jadi mungkin jika Bapak/Ibu sekalian mau membawa anaknya rapid test silakan jaga-jaga siapkan soft copy kartu keluarga di smartphone masing-masing. Atau bawa foto copy KK juga boleh.
Setelah urusan administrasi beres, kami diminta ke kasir dulu sebelum ke laboratorium. Karena bukan tindakan dokter yang akan diberikan obat atau tambahan tindakan lainnya yang tak terduga, maka rapid test ini diminta bayar dulu di depan. Selesai bayar bisa langsung ke laboratorium untuk menyampaikan surat pengantar dan bila perlu menunjukkan bukti pembayaran.
Tidak ada antrian di lab saat itu. Kai nangis histeris begitu disapa suster, hihi. Mungkin trauma divaksin atau dulu pas jaman pernah sakit di daycare lama kan harus ada pemeriksaan dokter yang bikin Kai kurang nyaman. Saya sampai diminta memposisikan Kai menghadap depan dan saya tahan kedua kaki Kai di antara kedua kaki saya, dikempit kalau bahasa jawanya. Ini bocah nangis teriak no no no melulu.
Tapi pas jarumnya ditusukin ke jari tengahnya, Kai nggak nangis, Berarti dia nggak masalah dengan rasa sakit jarumnya. Dia cuma mau menunjukkan otoritasnya untuk menolak hal yang dia tidak menyetujuinya karena merasa tidak aman atau tidak nyaman.
Kai nangis lagi sebentar ketika diambil darahnya dan saya tanya sakit apa nggak. Kayaknya nangis laginya lebih karena pertanyaan saya, hehehe. Jari Kai diberikan kasa dengan alkohol steril kemudian dibalut plester luka warna putih. Saya tanya ke Kai bagus apa nggak, dia bilang bagus. Kemudian nggak boleh dilepas. Bahkan sampai keesokan harinya nggak boleh dilepas. Kebetulan waterproof jadi dipakai mandi tetap aman. Tapi besoknya tetap saya paksa buka sih.
Keluar dari lab dia udah nggak nangis cuma saya pegang dadanya dia deg-degan kenceng banget. Mungkin di pikiran Kai udah antisipasi macem-macem makanya dia deg-degan. Plester putih dijarinya dia pandangi terus. Suka beneran kayaknya.
Soal diambil darahnya dari mana untuk rapid test ini beda juga. Anaknya teman saya itu diambil di lengan, kai di jari. Padahal tempat testnya sama.
Kami kembali ke mobil kemudian menuju McD Mampang Prapapatan untuk beli es krim sekalian nunggu hasil lab. Katanya sih 30 menitan waktu tunggu hasilnya.
Sebenarnya di hari-hari sebelum tes rapid sampai ketika belum ambil hasil itu saya ada rasa takut kalau reaktif nanti bagaimana ya, Apa kami sekeluarga harus swab test. Kayaknya swab test kan sakit ya.
Setelah drive thru kami langsung menuju ke Duren Tiga lagi untuk ambil hasil test. Kai nggak mau turun jadi Bapaknya yang turun. Ternyata hasil testnya diambilkan oleh petugas yang piket di meja registrasi. Baik banget deh. Bapak Kai jadi nggak usah masuk. Alhamdulillah hasilnya non reaktif.
Update:
Pada Bulan Agustus anak saya kembali rapid test namun mulai Juli di RS Siloam Asri sudah berubah menjadi serologi/rapid sekaligus dengan biaya sesuai ketentuan pemerintah yakni Rp 149.000. Kami sekeluarga gantian rapid berkala di sana, seminggu sampai dua minggu sekali.
Untuk kali ke-2 anak saya rapid test di lengan karena serologi memang diambil di lengan yah. Kemudian saya tidak melanjutkan menitipkan anak saya di daycare ini jadi anak saya tidak perlu disuntik untuk rapid dan serologi lagi (karena berjeda lama masuk daycare kemudian di rumah aja lalu berselang dua minggu ke daycare lagi). Saya memilih akan menitipkan anak ke daycare yang orang tuanya saja yang rapid/serologi. Kasian euy bocah cilik disuntikin mulu.
50 komentar
Alhamdulillah dengan hasilnya ya non reaktif yaa. jadi tenang ya Mak, menitipkannya di daycare.
ReplyDeleteSalut banget sama daycarenya yang mewajibkan syarat rapid test buat masuk daycare, bagus ini, keren..
jadi pengalaman rapid test deh nih adek, jadi bakalan momem kenangan kelak yang bisa diceritakan.
Iya kasian anaknya diambil darahnya tapi ya di sisi lain tenang karena anak lain juga akan dites begini, hehe. Betul Mak saya salut juga sama daycarenya, jadi merasa aman nitipin anak pas kerja. Meski cuma dua kali sebulan, hehe
DeleteRS Asri Siloam ini tempat aku lahiran, kebetulan sampai sekarang dokter anakku juga disana. Bisa jadi referensi nih kalau nanti memang anakku membutuhkan untuk rapid test, jadi bisa langsung datang tanpa reservasi ya mbak?
ReplyDeleteIya datang langsung aja Mba, ga antri kok di labnya. Skeitar 30 menit udah keluar hasilnya. Wah aku tuh baru ke Siloam Asri pas anak jelangs etahun. Bersih sejuk nyaman gitu kesannya ya. sampe kepikiran kenapa kemaren ga lahiran di situ, hehe
DeleteMemang sudah seharusnya yah mbak, daycare mewajibkan Rapid Test supaya kita juga tenang menitipkannya. Kebayang sih masih 22 bulan pastinya masih dalam masa eksplorasi dan pengen jalan terus kalo ketemu tempat baru yaaah hehehe
ReplyDeleteSehat2 terus yah dek Kai :)
Iyah untungnya antrinya ga lama Mba, makasih doanya Mba, sehat2 selalu juga untuk Mba Titi :)
DeleteMemang deh di mana2 sekarang udah disyaratkan untuk melakukan rapid test. Aku tuh kalau ditusuk jari untuk diambil darah pernah hampir pingsan. Jauuuuh lebih baik diambil darah di lengan aja berkali2 rela 😁
ReplyDeleteOalah kalau gitu diambil di lengan aja Mba, katanya lebih valid di lengan ya walau aku belum baca jurnalnya cuma modal katanya, hehe. Ini karena masih anak2 jadi di jari kali yah biar ga histeris :D
DeleteKaaaii anak pinteeer.
ReplyDeletePas baca judulnya, 'duh, ini kenapa masih kecil harus rapid test', eh ternyata untuk keperluan daycare.
Alhamdulillah ibu bisa kembali bekerja dengan tenang. Semoga selalu diberikan kesehatan yaaa, Kai dan keluarga. :)
Iya cuma dua hari sebulan tapi emang syaratnya begitu. Kasihan banget Kainya tapi jadi tau kalau kamis emua insyaAllah non reaktif selama ini aman, hehehe
DeleteSyukurlah hasilnya non reaktif mba. Semoga senantiasa sehat-seht semuanya yaa..
ReplyDeleteAmin, sehat2 untuk Mba juga yah :)
DeleteSiloam Asri dulu namanya Duren Tiga memang terkenal dengan pro normal hehehe. Kai pinter yah disuntiknya seperti digigit semut ya, sehat-sehat terus ya Kai.
ReplyDeleteOalah gitu ya Mba Des, aku dulu ga lahiran di sini. Kayaknya lebih terjangkau dari rs pilihanku waktu itu jadi kepo, wakakkaa. Makasih Mba Des, sehat2 juga untuk Mba Des sekeluarga. Iya kai histeris pas mau disuntik aja. Begitu disuntik dia ga nangis, hihi
DeleteAlhamdulillah lega ya mbak dengan hasil rapid tes, lebih tenang kalau sudah dijalani..semoga pandemi segera berakhir..
ReplyDeleteBetul Mba, lega kemungkinan besar kami bukan OTG yang nular2in orang, hehe. Semoga segera berkurang penyebaran virus ini
DeleteAlhamdulillah non reaktif yaa... Aku baca ini jd punya harapan sih soal gimana ke depannya anak2 pas nanti kudu daycare saat aku hrs remote kerja luar kota lagi. . Bismillah semoga daycare2 juga ketat soal protokol kesehatan yah Mba
ReplyDeleteNah iya Mba pilih daycare yang strict soal protokol covid Mba karena ngeri yah kalau engga kan :)
DeleteWah pas nih infonya buat Abang besok kalau masuk ke pesantren lagi, karena diminta surat keterangan rapid. Ternyata rapid test drive thru tuh tetap masuk ke lobi pendaftaran ya? saya pikir kayak drive thru di Mc D gitu
ReplyDeleteSaya nggak drive thru ini Mba makanya masuk, hehe. Di RS yang saya pilih emang tidak tersedia layanan dhrive thru :D Nah iya rapid test cepat keluar hasilnya, pilih yang dhrive thru aja Mba kalau butuhnya yang demikian :)
DeleteAlhamdulillah yaa hasilnya non reaktif. Semoga sehatsehat selalu ya mbak dan keluarga. Saya belum pernah nih di-rapid tes selama masa pandemi ini.
ReplyDeleteAlhamdulillah Mba. KAlau ndak perlu ga usah rapid test aja Mba :D
DeleteAlhamdulillah semuanya pun jadi lebih tenang ya mba. Rapid tes juga alhamdulillah hasilnya reaktif ya mba
ReplyDeleteHasilnya non reaktif Mba :D, kalau reaktif mungkin kami dikarantina, hehe
Deletehalo sweties, began enter day care yah. Hope you always healthy and your teach take care you ever time. because the virus still not lost yet
ReplyDeleteAmin, semoga sehat2 selalu ya Mba. Betul virusnya masih menyebar dan malah naik ya kurva pasien baru covid, huhu
DeleteAlhamdulillah hasilnya sehat sehat sehat aja ya Mbak. Jadi tenang juga nitipin anak. Semoga pandemi ini segera berlalu.
ReplyDeleteAmin, iya Mba sekarang jadi ati2 banget mau ngapa2in yah
DeleteAlhmdulillah semoga selalu sehat yaa.. dijauhkan dari segala penyakit apalagi covid.. Sekarang dimana-mana haeus rapid ya... harganya lumayan juga sih
ReplyDeleteAmin, iya rapid segitu Mak. kala swab jutaan yag, huhu. Sehat selalu untuk Mba Dianne :)
DeleteBiar lebih aman ya ikut rapid test dulu sebelum ke daycare. Oh ya ini cuma sekali aja atau harus ada pengulangan lagi rapid tesnta? setau aku kalau di kantor2 gitu cuma berlaku 3 hari aja hasilnya
ReplyDeleteBerlakunya 7 hari Mak. Kalau masuk daycare berturut2 dalam rentang waktu itu gapapa. Kalau lebih ya tes lagi.
DeleteDaycare nya keren ya mesti ada syarat rapid test gitu, tapi orang tua yang menitipkannya juga jadi nyaman sih. Alhamdulillah hasil test nya non reaktif ya mbak
ReplyDeleteIya Mba emang kudu picky nih ortu pas masa pandemi makin2 kudu ati2nya, hehe. Iya alhamdulillah non reaktif :)
DeleteMba itu 350k tuh yang ga promo yah? mayan yah padahal masih cilik Kai heheehe untung juga hasilnya non reaktif, sehat2 selalu ya mba Nia dan keluarga aamiin
ReplyDeleteEngga promo itu Mba, tadinya promo 250k klo pake debit BR* di Juni, hehe. Sama aja anak dan dewasa tarif rapid testnya :D Iya senang sekali alhamdulillah non reaktif, sehat2 juga untuk Mba Herva sekeluarga :)
DeleteSehat-sehat selalu yaa, kak...dan keluarga.
ReplyDeleteKisah yang sama saat ini karena keluarga besarku ada di Surabaya semua, jadi mas manggil orang lab untuk datang ke rumah untuk keperluan Swab test. Pasalnya lingkungannya sudah mulai banyak orang yang positif. Jadi parno kalau demam.
Ya ampun Mba, semoga sehat2 semua keluarga Mba juga yah. Iya surabaya ngeri ya. Mana katanya pada nolak swab test ya. Semoga dalam lindunganNya semua ya Mba Lendy dan keluarga :)
DeleteKemarin pas balik ke Yogya karena ada keperluan mendadak, suamiku juga rapid testnya di Siloam Asri. Ternyata benar bayarnya 350 ribu, karena ku sempat nggak percaya waktu dikasih tau. Merasa kok mahal ya :)
ReplyDeleteLebih baik kita antisipasi ya, dari pada kenapa-kenapa, apalagi kalau ada interaksi dengan orang lain.
Pas juni ada promo 250K Mak kalau pake debit BR*, hehe. Oiya Mak di tempat lain berapakah? Aku cuma tau di Siloam Asri dan RS JMC di sana 250k tapi takut ramai. Siloam Asri lebih aman social distancing imho
DeleteWuih Kai Hebat. Kalah deh orang-orang dewasa. Banyak yang ngumpet saat mau dites. Alhamdulillah ya nonreaktif. Sehat-sehat selalu, Kai dan seluruh keluarga 😊
ReplyDeleteIya kah Teh? Ngumpet kenapa ituh? Hehehe. Btw mkasih Teh Kai mau karna dipaksa ibuknya, wkwkwk
Deletedaycare anakku juga udah buka lagi. Emang serba salah ya ortu udah WFO jd anak2 tak ada yg jaga.
ReplyDeleteIya skrng apa2 perlu rapid tes. Bahkan periksa gigi di klinik gigi deket rumah jg ada yg mewajibkan rapid tes.
Alhamdulillah hasilnya bagus ya, sehat2 selalu yaaa
Ya ampun Mba, klinik gigi rapid test jadi berjuta2 itu yah kalau tambal, huhu. Alhamdulillah hasilnya non reaktif. Sehat selalu juga untuk Mba April sekeluarga. Iya ndilalah wfo bentar tapi karena memang di sini kami bertiga aja jadi kaau aku wfo ya anak ke daycare :D
DeleteAlhamdulillah hasilnya non reaktif ya mba. Anak-anak emang gitu ketika menghadapi situasi yang menurut dia tidak nyaman. Berteriak untuk menunjukkan bahwa dia tidak suka atau tidak setuju dengan kondisi yang dihadapinya. :)
ReplyDeleteIya Mba apalagi jelang dua tahun gini ya baru merasa punya otoritas :D
DeleteWaah untung Kai pinter ya, rapid test kayak gitu jadi nggak banyak drama. Semoga sehat terus ya.
ReplyDeleteAmin, makasih Mba :)
DeleteLah, tes kedua malah cuma segitu ya. Baru beberapa hari yang lalu aku ngobrol sama temanku, dia masih kena hampir 300 ribu hahaha
ReplyDeleteBtw menitipkan di daycare-nya kok selang-seling 2 minggu, mbak? Apa emang karena jadwal kerja mbak & suami?
Sekarang rapid maksimal 150ribu Mba sudah ditetapkan aturannya, 250ribu dah dapat swab antigen yang di swab hidung itu.
DeleteIya waktu itu saya kerja selang seling. Kemudian sekarang saya tidak menitipkan anak saya di daycare tersebut lagi karena kasian disuruh rapid mulu tiap masuk, hehe
Terima kasih sudah berkunjung, silakan tinggalkan komentar.
Love, Nia :)