Berkunjung ke Tempat Paling Mainstream di Macau: Ruin of St. Paul's
16:02
Halo! Saya mau ngelanjutin postingan ke Macau yang lalu. Bagi yang belum baca postingan sebelumnya, silakan mampir ke sini ya. Jadi abis dari Margareth Cafe E Nata, kita udah dapat tambahan glukosa dan siap jalan kaki lagi ke Ruin of St. Paul's. Sebenarnya kalau pas travelling, saya kurang suka ke tempat mainstream. Tapi karena udah dua kali ke Macau, masa iya sama sekali nggak ke Ruin of St. Paul's. Sayang kan. Maka kami kemudian ke landmark Kota Macau ini. Lagian sekarang semua hal sepertinya sudah menjadi mainstream, ya nggak sih? Jadi yang anti mainstream adalah yang mainstream itu sendiri. Halah bingungin ya? Haha. Yaudah langsung aja ya saya mau cerita tentang pengalaman ke Ruin of St. Paul's kemarin.
Ruin of St. Paul's
Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, kami jalan kaki ke sini dari Margareth Cafe E Nata. Jika sebelumnya saya menyarankan menggunakan google maps untuk mencari Margareth Cafe E Nata, untuk ke Reruntuhan St. Paul ini nggak usah pakai aplikasi online juga bisa. Banyak papan petunjuk dalam bahasa Portugis yang masih bisa kita mengerti. Selain itu banyak orang yang ke sana. Jadi bisa mengikuti orang-orang aja. Palingan kalau salah cuma ke Senado Square, yang mana di sana sudah dekat dengan Ruin of St. Paul's dan sudah banyak juga petunjuk arah ke Ruin of St. Paul's. Asal nggak jadi kalap berhenti-berhenti karena tertarik belanja kosmetik dan makanan ya. Bahayanya ke Senado Square duluan sih itu. :D
Ruin of St. Paul's ini emang beneran cuma bekas reruntuhan gereja terbakar yang dipugar gerbang depannya menjadi grandious. Belakangnya bangunan biasa nggak semegah dan setinggi depannya. Tapi karena sudah jadi landmark yang terkenal, sayang juga kalau dilewatkan kalau sedang bertandang ke Macau.
Ruin of St. Paul's ini emang beneran cuma bekas reruntuhan gereja terbakar yang dipugar gerbang depannya menjadi grandious. Belakangnya bangunan biasa nggak semegah dan setinggi depannya. Tapi karena sudah jadi landmark yang terkenal, sayang juga kalau dilewatkan kalau sedang bertandang ke Macau.
Dibandingkan dengan foto di landmark, kami lebih menikmati pemandangan keseharian orang-orang Macau di sekitar sana. Kami nemu high rise building yang kelihatan sudah tua dan saling mepet. Beberapa spot cukup apik untuk diambil fotonya. Ada cafe-cafe dan tempat gelato dengan pengunjungnya yang sedang bersantai sembari ngobrol. Di lorong selanjutnya kami ketemu arus manusia di antara pertokoan kosmetik, farmasi, dan pusat oleh-oleh.
Menariknya di lorong jalan menuju Ruin of St. Paul's pusat oleh-oleh tadi murah hati banget memberikan sampel produk mereka ke pengunjung yang lewat. Beberapa tempat oleh-oleh meletakkan tempat memasaknya di bagian depan toko supaya menarik perhatian pengunjung. Bangunan-bangunan di sekitar Ruin of St. Paul's juga apik, sepertinya terpengaruh gaya Portugis yang bahasanya juga masih dipakai di sana.
Pas lagi iseng rekam video di St. Paul's tiba-tiba seorang teman yang kami kenal karena sempat ketemu di bandara Macau, muncul dari belakang saya. Kami semua ketawa, terutama saya sama Aryo yang menertawakan Dimas. Dia sebenarnya mau ke arah selatan Macau, tapi ternyata salah naik bus ke utara, jadilah ketemu kami lagi di sini. Asik, jadi ada yang motoin. ;p
Interaksi dengan warga lokal di Ruin of St. Paul's yang saya rasa bisa dilakukan misalnya belanja oleh-oleh makanan yang ada di sepanjang jalan. Ada Natca Temple di sebelah kiri arah jalan ke Ruin of St. Paul's. Kalau bisa berbahasa Kanton atau Mandarin, bakalan asik tuh ngobrol dengan penduduk lokal yang baru keluar dari temple. Kali mereka punya cerita unik tentang tempat ini di jaman dulu kan. Karena saya nggak bisa kedua bahasa tersebut selain ucapan terima kasih dan sudahlah, maka saya urung menyapa.
Saya sempat disamperi Mbak-Mbak berjilbab beberapa kali, pada minta dipotoin. Salah satunya WNI yang sudah lama bekerja di Hongkong. Pada minta tolongnya karena saya berjilbab, kemudian ragu-ragu nanya pakai Bahasa Inggris, apakah saya orang Indonesia apa bukan. Saya langsung jawab "iya Mbak," dengan mantap dalam Bahasa Indonesia. Hehe. Saya motoinnya bagus, mereka nawarin ngefotoin kami juga tapi hasilnya nggak blur semua, huhuhu. Untunglah ada Dimas yang ngefotoin kami, jadi punya foto manis buat kenang-kenangan.
Sepertinya di dekat reruntuhan gereja ini wilayah pemukiman sih. Tapi warganya tak banyak kelihatan. Barangkali memilih pelesir ke area lain atau istirahat saja di dalam rumah, mengingat udara siang itu sangatlah terik.
Di dekat St. Paul's Ruin ada Macau Museum. Rugi sih kalau nggak sekalian ke Macau Museum kalau sudah di St. Paul's Ruin. Keduanya deket banget. Kalau merasa capek karena sudah berjalan kaki melulu dan melihat museumnya ada di atas, sebaiknya paksakan diri ke sono deh. Ada eskalatornya untuk mencapai museum kok. Jalan dari Ruin of St. Paul's ke Macao Museumnya juga seiprit doang lho. Nah, cerita tentang Macao Museum akan saya tuliskan di postingan lainnya ya.
Terakhir nih, ngomongin pakaian yang cocok dipakai ke Ruin of St. Paul's adalah pakaian yang menyerap keringat dan nyaman. Soalnya panasnya benar-benar menyengat, sebelas dua belas sama panasnya Singapura. Kalau perlu bawa payung.
Bajunya bakalan kece kalau pakai yang berwarna gonjreng supaya mentereng pas foto. Soalnya bakalan ramai orang. Biar kita lebih kelihatan juga dibanding orang-orang yang terpaksa kita jadikan latar foto. Kalau mau sepi, bisa ke sini pagi-pagi banget, jadi nggak bakalan ada ratusan orang sebagai background foto kita. Untuk alas kaki saya menyarankan mengenakan sneakers atau flip on yang praktis dan menahan panas. Kaki bakalan terpanggang dan nggak nyaman kalau pakai sandal jepit, atau bisa diakalin kalau pakai sandal yang terbuka tapi jangan lupa pakai kaos kaki ya. (Tentang outfit yang cocok dikenakan di Macau bisa dilihat di postingan berikut: Senado Square Macau & Summer Street Style). Oiya Ruin of St. paul's ini ruang terbuka untuk umum, jadinya GRATIS.
Selengkapnya tentang jalan-jalan kami di Macau ada di video youtube berikut ya. Sampai ketemu di postingan berikutnya tentang Macau Museum. :)
Menariknya di lorong jalan menuju Ruin of St. Paul's pusat oleh-oleh tadi murah hati banget memberikan sampel produk mereka ke pengunjung yang lewat. Beberapa tempat oleh-oleh meletakkan tempat memasaknya di bagian depan toko supaya menarik perhatian pengunjung. Bangunan-bangunan di sekitar Ruin of St. Paul's juga apik, sepertinya terpengaruh gaya Portugis yang bahasanya juga masih dipakai di sana.
Pas lagi iseng rekam video di St. Paul's tiba-tiba seorang teman yang kami kenal karena sempat ketemu di bandara Macau, muncul dari belakang saya. Kami semua ketawa, terutama saya sama Aryo yang menertawakan Dimas. Dia sebenarnya mau ke arah selatan Macau, tapi ternyata salah naik bus ke utara, jadilah ketemu kami lagi di sini. Asik, jadi ada yang motoin. ;p
Interaksi dengan warga lokal di Ruin of St. Paul's yang saya rasa bisa dilakukan misalnya belanja oleh-oleh makanan yang ada di sepanjang jalan. Ada Natca Temple di sebelah kiri arah jalan ke Ruin of St. Paul's. Kalau bisa berbahasa Kanton atau Mandarin, bakalan asik tuh ngobrol dengan penduduk lokal yang baru keluar dari temple. Kali mereka punya cerita unik tentang tempat ini di jaman dulu kan. Karena saya nggak bisa kedua bahasa tersebut selain ucapan terima kasih dan sudahlah, maka saya urung menyapa.
Saya sempat disamperi Mbak-Mbak berjilbab beberapa kali, pada minta dipotoin. Salah satunya WNI yang sudah lama bekerja di Hongkong. Pada minta tolongnya karena saya berjilbab, kemudian ragu-ragu nanya pakai Bahasa Inggris, apakah saya orang Indonesia apa bukan. Saya langsung jawab "iya Mbak," dengan mantap dalam Bahasa Indonesia. Hehe. Saya motoinnya bagus, mereka nawarin ngefotoin kami juga tapi hasilnya nggak blur semua, huhuhu. Untunglah ada Dimas yang ngefotoin kami, jadi punya foto manis buat kenang-kenangan.
Sepertinya di dekat reruntuhan gereja ini wilayah pemukiman sih. Tapi warganya tak banyak kelihatan. Barangkali memilih pelesir ke area lain atau istirahat saja di dalam rumah, mengingat udara siang itu sangatlah terik.
Di dekat St. Paul's Ruin ada Macau Museum. Rugi sih kalau nggak sekalian ke Macau Museum kalau sudah di St. Paul's Ruin. Keduanya deket banget. Kalau merasa capek karena sudah berjalan kaki melulu dan melihat museumnya ada di atas, sebaiknya paksakan diri ke sono deh. Ada eskalatornya untuk mencapai museum kok. Jalan dari Ruin of St. Paul's ke Macao Museumnya juga seiprit doang lho. Nah, cerita tentang Macao Museum akan saya tuliskan di postingan lainnya ya.
Terakhir nih, ngomongin pakaian yang cocok dipakai ke Ruin of St. Paul's adalah pakaian yang menyerap keringat dan nyaman. Soalnya panasnya benar-benar menyengat, sebelas dua belas sama panasnya Singapura. Kalau perlu bawa payung.
Bajunya bakalan kece kalau pakai yang berwarna gonjreng supaya mentereng pas foto. Soalnya bakalan ramai orang. Biar kita lebih kelihatan juga dibanding orang-orang yang terpaksa kita jadikan latar foto. Kalau mau sepi, bisa ke sini pagi-pagi banget, jadi nggak bakalan ada ratusan orang sebagai background foto kita. Untuk alas kaki saya menyarankan mengenakan sneakers atau flip on yang praktis dan menahan panas. Kaki bakalan terpanggang dan nggak nyaman kalau pakai sandal jepit, atau bisa diakalin kalau pakai sandal yang terbuka tapi jangan lupa pakai kaos kaki ya. (Tentang outfit yang cocok dikenakan di Macau bisa dilihat di postingan berikut: Senado Square Macau & Summer Street Style). Oiya Ruin of St. paul's ini ruang terbuka untuk umum, jadinya GRATIS.
10 komentar
Beklah, eike meluncur ke youtube nya aja hehehe
ReplyDeleteAseek, makasih udah nonton Mba :D
DeleteSumpaaaah aku jadi pingin kesana mba.. semoga next tahun depan aim sudah bisa beradaptasi kalo diajak berpergian jauh.. huhuhuhuhu..
ReplyDeletewww.sistersdyne.com
Ajak ke Disney Land Hongkong Mba :D
DeleteTernyata kontras banget ya kalau dilihat dari arah atas dan dari arah bawahnya ruin of St. Paul ini. Dan gak tau ya, menurutku hal ini menarik. Juxtapose banget!
ReplyDeleteHehehe ,,, kadang-kadang memang kita butuh juga sih mengunjungi tempat-tempat 'wajib' yang ada di sebuah tempat. Mau gak mau sih :-D
Iya Mas, jadi gimana gitu ya kalau ndak mampir. Ini sekitaran Ruin of St. Paul's explore-able sih menurutku. Kalau senggang aku bakalan jalan lebih jauh buat ihat-lihat arsitektur bangunan dan kegiatan orang sekitar :D
DeleteAh I feel happy for you both! Foto berdua senyumnya sumringah banget :D
ReplyDeleteSeneng nemu tukang poto jago itu, soalnya difotoin sama orang yang minta tolong fotoin ama kita hasilnya blurr :p. Thanks Dee, wish for your happiness too :)
DeleteMakannya kadang saya males traveling sendirian, karena nggak ada yang bisa mottretin :D
ReplyDeleteperjalanannya seru banget y mba ^^
Tapi jalan sendiri itu asik lho Mba, asal bawa tripod atau gorilla pod. Cuma sekarang emang saya nggak terlalu suka foto diri sih, jadi nyantai :D
DeleteTerima kasih sudah berkunjung, silakan tinggalkan komentar.
Love, Nia :)