Kuliner Seharian di Bogor dengan Angkot
17:05
Makin dicari tahu, kuliner Bogor sepertinya justru makin banyak saja pilihannnya. Setelah beberapa waktu lalu saya mencoba kuliner di sepanjang Jalan Pangrango, kali ini saya mencicipi kuliner Bogor lainnya di beberapa tempat. Semuanya cukup mudah dicapai dengan angkot.
Untuk menuju Bogor dari Bintaro, saya naik Commuter Line yang hanya menyedot saldo e-money sebesar Rp 6.000,00 saja. Sekitar pukul 10.30 di hari Senin saya berangkat dari Stasiun Pondok Ranji. CL masih penuh sesak saat itu. Semoga transportasi massa di sini semakin baik ya supaya bisa menampung lebih banyak kapasitas penumpang dengan frekuensi kedatangan armada yang lebih sering. Jadi penggunanya tidak perlu berdesakan seperti saat ini. Kami tiba di Stasiun Bogor sekitar pukul 1 siang. Sudah lapar. Tak sabar, saya pun membeli tahu sumedang Rp 5.000,00 di jembatan penyeberangan area keluar stasiun, lumayan dapat 7 biji. Kami makan soto kuning di gang sebelah Ramayana seberang stasiun. Karena saya pernah mencoba soto kuning di sana dan rasanya tidak mengecewakan, maka kami pun makan soto kuning lagi. Kios yang dipilih berbeda dari yang pernah saya coba sebelumnya, rasanya lebih memuaskan yang kemarin ini. Tendanya mudah ditemukan, tenda penjual soto kuning yang pertama dari pinggir jalan raya. Tadinya kami ingin mencoba soto kuning di Gang Aut yang legendaris itu, tapi apa daya sudah sangat lapar, makan di sini lagi pun jadi.
Seusai menyantap soto dan tahu sumedang, kami mengobrol sebentar menunggu makanan yang baru saja kami telan dengan cepat supaya turun dulu sebelum melanjutkan perjalanan. Ketika sudah merasa cukup nyaman, kami menyeberang dengan Angkot 03 untuk menuju Jalan Pangrango. Jalan ini ada di sebelah kanan sehingga jika sulit mengingatnya bisa minta diturunkan di Taman Kencana saja.
Kali ini Taman Kencana sudah jadi dan nampak cukup asri untuk jadi tempat istirahat sejenak di siang hari. Pada kunjungan saya sebelumnya, Taman Kencana masih dalam proses renovasi. Di taman yang terbuka ini kita bisa menikmati sejuknya angin yang kontras dengan terik matahari. Meski Bogor banyak pohon, mataharinya cukup menyengat. Di sebelah kiri Taman Kencana dari arah turunnya angkot ada pusat kuliner juga lho. Namun demikian kami sudah membuat preferensi untuk mencoba lagi Klapertaart Huize di Jalan Pangrango.
Kali ini Taman Kencana sudah jadi dan nampak cukup asri untuk jadi tempat istirahat sejenak di siang hari. Pada kunjungan saya sebelumnya, Taman Kencana masih dalam proses renovasi. Di taman yang terbuka ini kita bisa menikmati sejuknya angin yang kontras dengan terik matahari. Meski Bogor banyak pohon, mataharinya cukup menyengat. Di sebelah kiri Taman Kencana dari arah turunnya angkot ada pusat kuliner juga lho. Namun demikian kami sudah membuat preferensi untuk mencoba lagi Klapertaart Huize di Jalan Pangrango.
Klapertaart Huize
Berjalan kaki dari Jalan Salak di depan Taman Kencana ke ujung Jalan Pangrango (lokasi Klapertaart Huize) di tengah hari ternyata membuat kami kegerahan. Sehingga ketika masuk ke toko Klapertaart Huize kami merasakan kesejukan AC sebagai kemewahan. Kali ini kami mencoba Klapertaart yang rasa original dan rasa durian. Harganya sedikit berbeda, yang biasa saya lupa tepatnya berapa, sepertinya sekitar Rp 14.000,00 sedangkan yang durian Rp 19.000,00. Tak disangka yang rasa durian benar-benar sangat enak. Dinginnya suapan demi suapan klapertaart masuk ke mulut menemani obrolan santai dengan latar lingkungan yang sangat tenang. Oiya harga aqua 300 ml di sini Rp 10.000,00 jadi jika kurang sreg dengan air mineral mini seharga segitu, sebaiknya bawa air minum sendiri saja. Untuk menyegarkan tenggorokan, kami sepakat akan menyantap sop buah di dekat Taman Kencana. Sop Buah Pak Ewok namanya. Kami berjalan kaki kembali ke Taman Kencana untuk ke sana.
Sop Buah Pak Ewok
Lokasi Sop Buah Pak Ewok ada di sebelah kanan Taman Kencana di Jalan Bukit Tunggul. Di sana ada juga batagor, somay dan kuliner Bogor lainnya yang kelihatannya enak-enak. Sadar diri masih sangat kenyang, kami berpuas dengan sop buah susu dan sop buah jeruk saja. Masing-masing harganya Rp 14.000,00. Lokasi kedai ini sangat asri dan sejuk.Jalan Papandayan ke De' Leuit (Angkot 09)
Dari sana kami berjalan kaki menuju Jalan Raya Pajajaran melalui Jalan Papandayan. Lalu menyeberang dari kantor Telkom Bogor. Tujuan kami selanjutnya adalah De' Leuit di Baranang Siang yang bisa dicapai dengan Angkot 09 lalu turun di Giant Express Jalan Raya Pajajaran tepat di pertigaan Jalan Pakuan. Jika masih kenyang kita bisa jalan-jalan dulu dan berlama-lama di Gramedia yang ada di sebelah Giant Express. Atau bisa duduk-duduk dulu di Mc Donalds sambil menikmati Choco Top.
Kalau tidak salah, Leuit itu artinya lumbung padi. Meski namanya menyerupai bahasa Belanda, De' Leuit merupakan rumah makan yang Sunda banget. Lokasinya berada di belakang Giant, di Jalan Pakuan/ Ciheleut. Bangunannya menyerupai saung besar dari kayu dengan area makan lesehan dan dengan kursi. Terdapat pula saung-saung kecil untuk yang menginginkan privasi. Tersedia juga playground yang cukup luas untuk anak-anak.
Saya suka kuliner-kuliner tradisional seperti De' Leuit ini, atau kuliner legendaris di suatu kota. Selera tua. Kami mencoba Nasi Jambal De' Leuit dan Nasi Timbal. Keduanya enak banget. Sangat memuaskan dengan harga sekitar 40 ribuan. Untuk minumannya saya iseng memesan es pala yang ternyata kurang bisa saya nikmati. Airnya masih kuat saya habiskan, tapi palanya cuma beberapa iris yang bisa saya makan. Saya kira palanya sudah dibuat manisan jadi akan terasa manis, ternyata dugaan saya salah. Saya belum sempat menanyakan ke teman saya yang orang Sunda atau Orang Bogor tentang Es Pala ini sewajarnya gimana. Saya memilih es pala karena dari informasi di google pala baik untuk anti inflamasi. Oiya bagi yang suka pizza kayu bakarnya Kedai Kita, di Jalan Kartu Pos yang hanya sekitar 200 meter dari De' Leuit ada salah satu cabang Kedai Kita juga.
Saya suka kuliner-kuliner tradisional seperti De' Leuit ini, atau kuliner legendaris di suatu kota. Selera tua. Kami mencoba Nasi Jambal De' Leuit dan Nasi Timbal. Keduanya enak banget. Sangat memuaskan dengan harga sekitar 40 ribuan. Untuk minumannya saya iseng memesan es pala yang ternyata kurang bisa saya nikmati. Airnya masih kuat saya habiskan, tapi palanya cuma beberapa iris yang bisa saya makan. Saya kira palanya sudah dibuat manisan jadi akan terasa manis, ternyata dugaan saya salah. Saya belum sempat menanyakan ke teman saya yang orang Sunda atau Orang Bogor tentang Es Pala ini sewajarnya gimana. Saya memilih es pala karena dari informasi di google pala baik untuk anti inflamasi. Oiya bagi yang suka pizza kayu bakarnya Kedai Kita, di Jalan Kartu Pos yang hanya sekitar 200 meter dari De' Leuit ada salah satu cabang Kedai Kita juga.
Untuk kembali ke Stasiun, kita bisa berjalan lagi ke depan Giant Express di Jalan Raya Pajajaran lalu naik Angkot 03. Angkot ini akan melewati Gerbang Kebun Raya Bogor dan Jalan Surya Kencana yang juga terkenal dengan aneka kuliner khas Bogor. Gang Aut ada di sekitar situ juga. Ternyata bisa banget ya one day trip wisata kuliner di Bogor dengan transportasi umum. Tarif angkot per trip hanya Rp 3.500,00 lho.
14 komentar
Ish sampe sekarang belom keturutan euy kulineran di Bogor. Huhuhu. :'(
ReplyDeleteAyo Mas, sekalian ngajak A ke Kebun Raya :D
DeleteAkoh ga diajak hahahaha.....klo mau one day trip better emang jalan pagi2 wkwkwkk, tetep lho aku belum hapal wilayah bogor dana ngkotnya yang banyak itu walau udah sering ke sana :D
ReplyDeleteSungkan ngajak orang sibuk Buk. Haha
Deletebanyak bgt ya kuliner di bogor, dulu taunya cuman roti unyil doang
ReplyDeleteIya buanyak banget Mba sekarang ini, di post ini juga baru segelintir, hehe. Aku juga suka roti unyil, enak dicemil dan nggak gampang kenyang karena kecil2 ya. Jadi bisa makan banyak2 :D
Deletewah.. kak nia nulis kuliner n travel nih,informatif bgt kak fulisannya.. hehe.. jadi laper baca jam segini
ReplyDeleteMakasi suda mampir Kaka Ridwan. Sudah sarapan kan ya sekarang? :D
DeleteKuliner Bogor itu emang seru yak Nia.... jadi inget keliling Bogor cuma ngejar martabak air mancur dulu. hahahaha.
ReplyDeleteIya pada rela2in ke Bogor demi makan odang trus balik lagi ya Mas. Aku pernah gitu juga, ke pizza kayu bakar, beli klappertaart trus pulang lagi, haha :D
Deleteeh aku belum pernah nyobain nasi jambal.. nasi timbal...
ReplyDeleteMain2 ke Bogor yuuk :D
DeleteDari Bintaro ke Bogor cuma 6 ribu? Waduh, perlu dicoba ini. Apalagi kalau tujuannya makan enak. :)
ReplyDeleteCobaian aja, seru dan nggak terlalu menguras biaya :)
DeleteTerima kasih sudah berkunjung, silakan tinggalkan komentar.
Love, Nia :)