Film Bulan Terbelah di Langit Amerika, Apakah Dunia Lebih Baik Tanpa Islam?
22:53
Hai semuanya. Mau ngomongin film bertema Islam yang baru tayang hari ini nih. Saya akan mencoba mereview menurut pendapat pribadi. Tapi perspektif yang saya tangkap hanya dari filmnya saja ya, belum pernah baca novelnya. Bagi yang sudah pernah baca novelnya, boleh lho dituliskan di kolom komentar tentang novelnya gimana.
Selasa 15 Desember 2015 lalu, saya bersama teman-teman dari Indonesian Hijab Blogger (IHB) mendapat undangan nonton premier film Bulan Terbelah di Langit Amerika (BTDLA). Kisah ini merupakan lanjutan petualangan pasangan Hanum dan Rangga (sesuai nama sebenarnya si penulis novel yakni Mbak Hanum Rais dan suaminya Mas Rangga Almahendra). Sudah tahu dong pemeran Hanum dan Rangga di Film? Iya Acha Septriasa dan Abimana, keduanya sudah tak diragukan lagi kemampuan aktingnya. Chemistrynya juga udah dapet sejak film 99 Cahaya di Langit Eropa.
Film dibuka dengan adegan perayaan ulang tahun seorang anak kecil dari keluarga muslim di Amerika. Kemudian ditayangkannya sebuah video youtube seorang gadis yang bercerita tentang ayahnya yang penyayang namun dituduh menjadi teroris pada peristiwa 11 September di World Trade Center (WTC) New York. Gadis itu mempertanyakan kepada dunia kenapa ia diperlakukan diskriminatif dan dianggap teroris hanya karena ia Islam. Kenapa orang-orang menyalahkan Al-Qur'an yang katanya mengajarkan kekerasan padahal yang Sarah tahu isi Al-Qur'an justru mendatangkan ketenangan dan memerintahkan kebaikan. Saya langsung sesak ketika melihat rekaman video itu. Meski akting pemeran Sarah kadang masih agak kaku, namun pada beberapa adegan ia tampil sangat baik.
Video tersebut sedang ditonton oleh Gertrude dan Hanum. Lalu Hanum yang saat itu bekerja di sebuah kantor berita di Wina, diberi tugas untuk menulis artikel provokatif oleh Gertrude. Judulnya “Apakah dunia lebih baik tanpa Islam?” Untuk menjawabnya, Hanum harus bertemu dengan korban tragedi 9/11 di New York, Azima Hussein (Rianti Cartwright), seorang mualaf yang bekerja di sebuah museum, dan anaknya, Sarah Hussein. Pada saat yang bersamaan, Rangga (Abimana Aryasatya) suaminya, juga ditugasi oleh Profesornya untuk mewawancara seorang milyuner dan philantropi Amerika bernama Phillipus Brown, demi melengkapi persyaratan S3 nya. Brown dikenal eksentrik, misterius, dan tidak mudah berbicara dengan media.
Saya mengira perjalanan mereka akan indah sebagaimana kisah 99 Cahaya di Langit Eropa. Namun setelah melihat video Sarah dan saat Hanum-Rangga berkunjung ke Zero Point, Hanum dilihat banyak orang dengan mata was-was dan mengancam. Saya pun menyimpulkan film ini bakal berat dan serius. Namun ternyata dugaan saya tak sepenuhnya benar. Salah satu nilai lebih film ini adalah alurnya yang tak dapat ditebak. Saya suka sekali dengan film yang jalan ceritanya tidak sesuai dugaan saya.
Di film ini Stefan (Nino Fernandez) akan tetap tampil menambah masalah Rangga sekaligus menghibur kita dengan kontradiksinya. Wajah serius dan tampan namun tindakan sehari-harinya benar-benar childish. Ia tinggal di New York bersama pacarnya Jasmine (Hannah Al Rasyid) yang sesekali akan membantu dan jadi teman sharing Hanum ketika mereka sedang bermasalah dengan pasangan masing-masing. Jasmine juga membantu Hanum hingga mendapatkan alamat rumah Azima. Namun cara Jasmine membantu ternyata belakangan mendatangkan masalah.
Semua tokoh utama film ini memiliki masalah masing-masing. Mau tahu masalahnya apa? Untuk Stefan sih masih tentang keengganannya berkomitmen, masalah Jasmine tentang keinginannya menikah dengan Stefan. Sedangkan Hanum dan Rangga bermasalah karena kesibukan masing-masing pada urusan mereka yang sama pentingnya. Hanum merasa sedang memperjuangkan nama Islam di mata dunia sehingga misinya lebih penting. Sedangkan Rangga merasa Hanum perlu sedikit rileks, ia akan menemani sitrinya namun mereka sebaiknya menyelesaikan urusan Rangga terlebih dahulu. Padahal sebelumnya Rangga tak sengaja meninggalkan map kuning yang berisi data Keluarga Azima dan Sarah, hal ini sudah membuat Hanum kesal. Dengan keberadaan Stefan yang cukup egois dan selalu mengingatkan Rangga betapa pentingnya misi mereka dan menggampangkan Hanum bisa menyelesaikan urusan sendiri, pasangan Hanum-Rangga pun harus terpisah dengan keadaan Hanum yang emosi. Lalu terjadilah kerusuhan di lokasi yang dituju Hanum, di mana ia bertemu dengan seorang yang sangat anti Islam karena istri orang itu yang bernama Anna menjadi korban peristiwa WTC. Hanum jatuh tertabrak para demonstran, handphonenya ikut jatuh hingga rusak dan tak dapat digunakan lagi.
Narasumber Rangga, Philipus Brown semula adalah seorang pengusaha yang kaya raya dan sering menggunakan segala cara untuk mendapatkan apa yang ia mau. Hingga pada suatu hari anaknya sakit keras dan membutuhkan donor darah darinya. Tapi ia terlena pada pekerjaannya. Si anak pun meninggal dan istrinya meninggalkannya. Ia menyangkal apa yang dialaminya dengan semakin getol bekerja untuk menjadi semakin sukses. Untuk dapat bertemu dengan Mr. Brown, Rangga dan Stefan harus mengajukan pertanyaan yang luar biasa. Hingga tercetuslah pertanyaan "Apakah dunia akan lebih baik tanpa islam?" Mr. Brown pun menjawab pertanyaan tersebut dalam suatu kuliah umum yang izin mengikutinya dengan susah payah diusahakan Rangga dan Stefan . Namun Rangga panik setelah mendengar kerusuhan di lokasi yang dituju Hanum sehingga ia mempercayakan pada Stefan untuk menghadiri kuliah umum. Namanya juga Stefan, ia bosan di tengah kuliah umum dan tertidur dengan sunglasses.
Ternyata sebelum tidur Stefan telah menyalakan handycam untuk merekam kuliah umum tersebut. Untuk menjawab pertanyaan Rangga, Mr. Brown menceritakan pertemuannya dengan seseorang yang bernama Hasan yang awalnya ia pikir gila. Hasan memberikan foto-foto anak-anak Suriah yang kehidupannya kurang layak dan mengajak Mr. Brown membantu mereka. Ia menyampaikan bahwa dengan membantu anak-anak itu maka Mr. Brown akan membantu dirinya sendiri. Mr. Brown tidak mengerti apa yang dikatakan Hasan dan menyuruhnya pergi. Tiba-tiba kantor Mr. Brown yang berada di WTC ditabrak pesawat. Orang-orang sibuk menyelamatkan diri, Mr. Brown asmanya kambuh, jatuh dan terinjak-injak orang. Lalu ia ditolong Hasan yang sebelumnya ia lihat sendiri mati-matian menyelamatkan Anna dan mengingatkannya akan keluarga yang menyayanginya yang menunggu di rumah. Anna adalah sekretaris Mr. Brown, ia bersikeras tidak mau bertahan hidup sehingga Hasan tak bisa lagi menolongnya. Setelah menolong Mr. Brown, Hasan kembali ke lokasi bahaya karena ada orang yang meminta tolong. Peristiwa inilah yang menjadi latar belakang perubahan Mr. Brown menjadi filantropi dan bahkan mengadopsi seorang anak dari Afrika Selatan. Ia tersentuh oleh ketulusan Hasan. Mr. Brown memiliki suatu benda yang dititipkan Hasan padanya, sehingga ia menyatakan punya hutang yang harus disampaikan pada keluarga Hasan.
Rangga yang mengamati video itu di rumah kemudian membuka file video dari Hanum yang telah bertemu Azima. Tadinya video itu mengarahkan opini Azima dan Hanum bahwa suami Azima memang seorang teroris karena ia menerima paket dari Timur Tengah tepat sehari sebelum peristiwa WTC. Rangga bingung kenapa di amplop yang dipegang Hussein tertera alamat kantor Mr. Brown. Hussein, suami Azima juga meninggalkan pesan telepon yang seolah telah siap meninggal. Hanya Sarah bersikeras ayahnya bukan teroris.
Banyak adegan yang membolak balikkan hati di sini. Misalnya ketika Hanum berjalan sendirian kemudian ia ditolong seorang biarawati dan bahkan dilindungi dari gangguan remaja nakal. Bagaimana Azima dan Sarah dibenci tetangganya hanya karena mereka muslim. Lalu kesalahpahaman Azima pada Hanum membuatnya menyuruh Hanum pergi dari rumahnya.
Berhasilkah Hanum menyelesaikan misinya? Kepingan puzzle Hasan dan Hussein akan menjadi spoiler kecil dari post ini. Keduanya berkaitan lho.
Film ini juga memiliki kelemahan yakni cara bicara Mr. Brown yang cukup pelan temponya sehingga terkesan aneh bagi saya. Mungkin tujuannya supaya pemirsa dapat menangkap bahasa Inggrisnya. Selain itu akting beberapa pemain yang masih kaku. Tapi ini subyektif saya aja sih. Kualitas gambar dari film ini sangat bagus, saya suka sekali. Keindahan Kota New York dapat terekam dengan bagus. Selain itu Acha terlihat sangat fashionable di sini.
Jika pada film sebelumnya Mbak Hanum menyentuh sisi agen muslim yang baik, pada film ini kita diperlihatkan bahwasannya hal yang mungkin malu dilakukan oleh banyak kaum muslim, yakni mengajak siapa saja yang mampu untuk berbuat kebajikan supaya berbagi, meski berbeda keyakinan. Jika mengajak kebajikan jangan ragu untuk menuju ke orang berpengaruh, karena hal tersebut bisa menjadi titik penggerak atas terbukanya hati pihak-pihak yang antipati terhadap Islam. Orang berpengaruh akan lebih didengarkan kata-katanya oleh khalayak. Sentuh hati mereka dengan kebaikan.
Di film ini Stefan (Nino Fernandez) akan tetap tampil menambah masalah Rangga sekaligus menghibur kita dengan kontradiksinya. Wajah serius dan tampan namun tindakan sehari-harinya benar-benar childish. Ia tinggal di New York bersama pacarnya Jasmine (Hannah Al Rasyid) yang sesekali akan membantu dan jadi teman sharing Hanum ketika mereka sedang bermasalah dengan pasangan masing-masing. Jasmine juga membantu Hanum hingga mendapatkan alamat rumah Azima. Namun cara Jasmine membantu ternyata belakangan mendatangkan masalah.
Semua tokoh utama film ini memiliki masalah masing-masing. Mau tahu masalahnya apa? Untuk Stefan sih masih tentang keengganannya berkomitmen, masalah Jasmine tentang keinginannya menikah dengan Stefan. Sedangkan Hanum dan Rangga bermasalah karena kesibukan masing-masing pada urusan mereka yang sama pentingnya. Hanum merasa sedang memperjuangkan nama Islam di mata dunia sehingga misinya lebih penting. Sedangkan Rangga merasa Hanum perlu sedikit rileks, ia akan menemani sitrinya namun mereka sebaiknya menyelesaikan urusan Rangga terlebih dahulu. Padahal sebelumnya Rangga tak sengaja meninggalkan map kuning yang berisi data Keluarga Azima dan Sarah, hal ini sudah membuat Hanum kesal. Dengan keberadaan Stefan yang cukup egois dan selalu mengingatkan Rangga betapa pentingnya misi mereka dan menggampangkan Hanum bisa menyelesaikan urusan sendiri, pasangan Hanum-Rangga pun harus terpisah dengan keadaan Hanum yang emosi. Lalu terjadilah kerusuhan di lokasi yang dituju Hanum, di mana ia bertemu dengan seorang yang sangat anti Islam karena istri orang itu yang bernama Anna menjadi korban peristiwa WTC. Hanum jatuh tertabrak para demonstran, handphonenya ikut jatuh hingga rusak dan tak dapat digunakan lagi.
Narasumber Rangga, Philipus Brown semula adalah seorang pengusaha yang kaya raya dan sering menggunakan segala cara untuk mendapatkan apa yang ia mau. Hingga pada suatu hari anaknya sakit keras dan membutuhkan donor darah darinya. Tapi ia terlena pada pekerjaannya. Si anak pun meninggal dan istrinya meninggalkannya. Ia menyangkal apa yang dialaminya dengan semakin getol bekerja untuk menjadi semakin sukses. Untuk dapat bertemu dengan Mr. Brown, Rangga dan Stefan harus mengajukan pertanyaan yang luar biasa. Hingga tercetuslah pertanyaan "Apakah dunia akan lebih baik tanpa islam?" Mr. Brown pun menjawab pertanyaan tersebut dalam suatu kuliah umum yang izin mengikutinya dengan susah payah diusahakan Rangga dan Stefan . Namun Rangga panik setelah mendengar kerusuhan di lokasi yang dituju Hanum sehingga ia mempercayakan pada Stefan untuk menghadiri kuliah umum. Namanya juga Stefan, ia bosan di tengah kuliah umum dan tertidur dengan sunglasses.
Ternyata sebelum tidur Stefan telah menyalakan handycam untuk merekam kuliah umum tersebut. Untuk menjawab pertanyaan Rangga, Mr. Brown menceritakan pertemuannya dengan seseorang yang bernama Hasan yang awalnya ia pikir gila. Hasan memberikan foto-foto anak-anak Suriah yang kehidupannya kurang layak dan mengajak Mr. Brown membantu mereka. Ia menyampaikan bahwa dengan membantu anak-anak itu maka Mr. Brown akan membantu dirinya sendiri. Mr. Brown tidak mengerti apa yang dikatakan Hasan dan menyuruhnya pergi. Tiba-tiba kantor Mr. Brown yang berada di WTC ditabrak pesawat. Orang-orang sibuk menyelamatkan diri, Mr. Brown asmanya kambuh, jatuh dan terinjak-injak orang. Lalu ia ditolong Hasan yang sebelumnya ia lihat sendiri mati-matian menyelamatkan Anna dan mengingatkannya akan keluarga yang menyayanginya yang menunggu di rumah. Anna adalah sekretaris Mr. Brown, ia bersikeras tidak mau bertahan hidup sehingga Hasan tak bisa lagi menolongnya. Setelah menolong Mr. Brown, Hasan kembali ke lokasi bahaya karena ada orang yang meminta tolong. Peristiwa inilah yang menjadi latar belakang perubahan Mr. Brown menjadi filantropi dan bahkan mengadopsi seorang anak dari Afrika Selatan. Ia tersentuh oleh ketulusan Hasan. Mr. Brown memiliki suatu benda yang dititipkan Hasan padanya, sehingga ia menyatakan punya hutang yang harus disampaikan pada keluarga Hasan.
Rangga yang mengamati video itu di rumah kemudian membuka file video dari Hanum yang telah bertemu Azima. Tadinya video itu mengarahkan opini Azima dan Hanum bahwa suami Azima memang seorang teroris karena ia menerima paket dari Timur Tengah tepat sehari sebelum peristiwa WTC. Rangga bingung kenapa di amplop yang dipegang Hussein tertera alamat kantor Mr. Brown. Hussein, suami Azima juga meninggalkan pesan telepon yang seolah telah siap meninggal. Hanya Sarah bersikeras ayahnya bukan teroris.
Banyak adegan yang membolak balikkan hati di sini. Misalnya ketika Hanum berjalan sendirian kemudian ia ditolong seorang biarawati dan bahkan dilindungi dari gangguan remaja nakal. Bagaimana Azima dan Sarah dibenci tetangganya hanya karena mereka muslim. Lalu kesalahpahaman Azima pada Hanum membuatnya menyuruh Hanum pergi dari rumahnya.
Berhasilkah Hanum menyelesaikan misinya? Kepingan puzzle Hasan dan Hussein akan menjadi spoiler kecil dari post ini. Keduanya berkaitan lho.
Film ini juga memiliki kelemahan yakni cara bicara Mr. Brown yang cukup pelan temponya sehingga terkesan aneh bagi saya. Mungkin tujuannya supaya pemirsa dapat menangkap bahasa Inggrisnya. Selain itu akting beberapa pemain yang masih kaku. Tapi ini subyektif saya aja sih. Kualitas gambar dari film ini sangat bagus, saya suka sekali. Keindahan Kota New York dapat terekam dengan bagus. Selain itu Acha terlihat sangat fashionable di sini.
Jika pada film sebelumnya Mbak Hanum menyentuh sisi agen muslim yang baik, pada film ini kita diperlihatkan bahwasannya hal yang mungkin malu dilakukan oleh banyak kaum muslim, yakni mengajak siapa saja yang mampu untuk berbuat kebajikan supaya berbagi, meski berbeda keyakinan. Jika mengajak kebajikan jangan ragu untuk menuju ke orang berpengaruh, karena hal tersebut bisa menjadi titik penggerak atas terbukanya hati pihak-pihak yang antipati terhadap Islam. Orang berpengaruh akan lebih didengarkan kata-katanya oleh khalayak. Sentuh hati mereka dengan kebaikan.
Mbak Hanum Rais selalu mengusung tema petualangannya di tempat-tempat yang pernah ia tinggali dengan mengangkat sudut pandang seorang muslimah. Hal ini menjadi magnet tersendiri pada setiap cerita. Film BTDLA tayang di saat yang tepat, ketika Islam sedang dianggap teroris lagi. Peristiwa Paris dan berbagai teror lain yang mengatasnamakan Islam benar-benar membuat hati saya bagai teriris rasanya. Perintah Al-Qur'an dan Sunah Rasulullah SAW yang selalu mengutamakan kebaikan dan kedamaian jadi terkaburkan oleh peristiwa-peristiwa yang mengganggu tersebut. Sedih ya jadi muslim di masa kini, bisa kena diskriminasi karena ulah orang-orang yang membawa-bawa Islam dalam tindakannya yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Semestinya Islam membawa ketenangan bagi setiap pemeluknya, juga orang yang di sekitar mereka. Nah, saya dapat perspektif lain tentang masalah tersebut di dalam film BTDLA.
Semua pihak yang terlibat dalam film maju ke depan seusai premier :) |
bersama teman-teman Indonesian Hijab Blogger |
14 komentar
Sama.. suka juga sama kehadiran stefan yang nambah masalah plus menghibur :D
ReplyDeleteIya Mba, nsmbah vitamin A jg kan buat pemirsa wanita :D
DeleteNah, baru liat di PC klo tampilan berubah, jadi makin ketjeh ikh....smlm baca dari HP kayaknya udah komen dah :p
ReplyDeleteMasih nanggung neh ending Stefan sama Jasmine :D
Saking rindunya dirimu padaku kali Jeung makanya kebawa mimpi berasa udah komen. Hahaha..
DeleteMakasih pujiannya partner :*
Ente nangis sampe bengep dan serak gitu gara2 kisah mrk bedua tho? :p
huhuhu sayang waktu primernya yang ga bisa ikut daftar, padahal asli pengen...
ReplyDeletesemoga ada rezeki IHB diundang lagi di event berikutnya ya Mba, jadi Mba Rina bsia ikutan lagi :)
DeleteMenanti film hanum selanjutnyaa ♥ eh setelah BTDLA ada novel selanjutnya g ya?
ReplyDeleteaku juga kurang tau Mba, hihi *peace*
DeleteBaca review nia, jadi langsung pengen revisi ulasan versiku, hahahaha.. Btw iklannya banyak ajah yaaa, mau bahas tapi aku juga orang brand suka ngiklan2, hahaha.. Semoga lain waktu bisa ketemu lagi dan ngobrol2 yaa.. :D
ReplyDeleteIya see you later Mba Lisna, aku lupa nggak ngomongin iklan di postingan ini malahan, haha :p
DeleteAku belom nonton yang ini. Masih baru kan ya? :D
ReplyDeleteIya masih baru Beb, baru mulao tayang tgl 17 kmrn. Bawa tisu banyak2 ya :D
DeleteStefan ini emang memberi warna yah, tp sayang nya gantung hehehe
ReplyDeleteIya Mba padahal nggak ada BTDLA jilid 2 nyaaa, huhu
DeleteTerima kasih sudah berkunjung, silakan tinggalkan komentar.
Love, Nia :)