Move On Rame-Rame di Peluncuran Buku Passport To Happiness
14:07
Akhir september lalu, Kak Ollie dalam twitternya @salsabeela menuliskan bahwa ia akan membagikan e-book bab pertama buku barunya secara cuma-cuma. Meski hanya akan mendapatkan bab 1, saya sangat antusias untuk segera memenuhi langkah-langkah untuk mendapatkannya. Soalnya judul buku tersebut bikin penasaran. Passport To Happiness. Lucu ya, jadi pengen tahu apa benar untuk menuju kebahagiaan kita perlu passport segala.
Pada bagian 1 buku itu, Kak Ollie menceritakan bagaimana perjalanannya ke Bali. Bukan menceritakan mengenai destinasi yang harus dikunjungi di mana saja dan bagaimana menuju ke sana. Namun Kak Ollie menceritakan apa yang dirasakannya pada masa terberat dalam hidupnya, ketika ia sedang bimbang untuk mempertahankan atau beranjak dari rumah tangganya yang saat itu ia rasa tidak membuatnya bahagia. Sepuluh tahun kebersamaan dengan usia pernikahan sekitar dua tahun tentu bukan suatu hubungan yang dapat dengan mudah dilepaskan. Dalam bimbang kemudian ia pergi ke Bali untuk menyepi sendirian. Di sana ia baru sadar bahwa hal itu sangat tidak lazim dan menimbulkan pertanyaan bagi beberapa orang yang berjumpa dengannya. Hingga ia bertemu dengan seorang guru spiritual yang ada dalam buku dan film Eat, Pray, Love. Apa yang Kak Ollie dapatkan dari beliau dan keputusan apa yang akhirnya ia pilih? Well, you should read the book by yourself.
Dari baca bab 1, saya jadi makin penasaran dan langsung apply ketika ada pengumuman mengenai acara book launch-nya. Alhamdulillah kebagian kuota undangan.
Ketika sampai di D Lab Bulding, saya sadar saya sudah terlambat. Meski penasaran dengan bangunan perkantoran yang unik ini, saya harus mengurungkan niatan mengeksplorenya untuk segera saja masuk ke Moxy Lounge dengan menggunakan lift sebagaimana diinformasikan oleh security yang berjaga. Lounge-nya sudah ramai dan Kak Ollie sudah duduk di depan, dengan make up dan gaya hijabnya yang khas, Dipadu dengan kemeja pink yang girly dan celana batik. Ia dipandu oleh Gemala sebagai MC. Gemala kini berambut cepak dan outfitnya sangat casual.
Saat itu di belakang mereka sedang ditampilkan salah satu puisi dalam buku Kak Ollie, sebuah puisi tentang Dublin dan seseorang yang spesial baginya. Momen yang membuatnya bisa merasa sepenuhnya hingga bisa membuat sebuah karya sastra. Tentu orang tersebut sangat mengena di hatinya. Ketika ada yang bertanya apakah ada kelanjutan dari kisah ini. Kak Ollie membuat kami penasaran dengan tidak memberitahukan secara jelas. Puisi indah tentang Dublin dan seorang yang istimewa ini kemudian dinyanyikan secara akustik dengan apik oleh seorang teman Kak Ollie yang dulunya musisi. Katanya ia sudah lama tidak menyanyi. Padahal suaranya merdu sekali. Nyanyiannya membuat puisi tadi semakin mengena di hati.
Passport To Happiness berisi perjalanan Kak Ollie di 11 kota di beberapa negara yang berbeda benua. Dari Dublin kami diajak ke Paris untuk mendengar cerita mengenai suami istri yang sangat romantis. Padahal keduanya adalah pebisnis sukses dan usia mereka sudah tidak muda lagi. Pasangan ini memberikan harapan pada Kak Ollie bahwa cinta sejati itu memang ada.
Suami istri sahabat Kak Ollie tadi bertemu dengan diperkenalkan oleh teman mereka masing-masing dan katanya saling jatuh cinta sejak pandangan pertama. Lalu memutuskan menikah 1 bulan kemudian. Keputusan yang sangat cepat dengan keyakinan yang terlalu besar untuk melangkah dalam pernikahan, bahkan untuk Parisien sekalipun. Kami juga ditunjukkan video mereka berdua menyanyi bersahutan saling menyatakan cinta dan berpesan bahwa mereka mencintai Kak Ollie.
Saya terbawa takjub bagaimana bisa kedua pengusaha yang pasti super sibuk ini masih sangat romantis seperti orang baru kasmaran di usia pernikahan mereka yang sudah belasan tahun. Di Paris saat Kak Ollie diundang pada sebuah acara, ia menginap sendiri di hotel bagus yang berada di dekat menara Eiffel namun ternyata ia tidak merasa bahagia. Kemudian ia dibawa berjalan-jalan di Paris oleh si suami pasangan romantis itu. Ternyata memang ia sangat sopan bahkan dengan Kak Ollie yang hanya teman. Membukakan pintu mobil, membawakan tas dan hal-hal lain yang mengingatkan kita pada gentleman tak henti-hentinya dilakukannya. Hingga Kak Ollie minta dikenalkan dengan Pria Perancis lainnya supaya bisa membuktikan sendiri tentang romantisme Pria Perancis. Di akhir cerita bagian ini, Kak Ollie menanyakan "What's the craziest thing you've done for love?". Do you have your answer?
Dari Paris kami dibawa ke New York ketika Kak Ollie diundang dalam event leadership. Well, perjalanan Kak Ollie ke luar negeri semuanya diundang dalam suatu event. Luar biasa ya. Bikin pengen nggak sih? Balik lagi ke event leadership Kak Ollie di New York, di sana ia dikumpulkan dengan 28 orang lainnya. Mereka semua tentu punya karakter kuat dan kepribadian menarik hingga diundang dalam event tersebut. Seiring berjalannya waktu, mereka terbagi dalam beberapa kelompok sesuai kesuakaannya masing-masing. Tentu saja Kak Ollie masuk dalam kelompok yang suka jalan-jalan random. Namun tiap malam ia tidak pernah ikut pergi karena biasanya agenda di malam hari adalah clubbing. Selain karena ia berjilbab dan tidak minum alkohol, Kak Ollie menolak ajakan tersebut karena ia merasa sama sekali tidak bisa menari. Ia trauma pernah datang ke kegiatan tari ketika masih SD, lalu keesokan harinya temannya menyampaikan pesan dari gurunya kepadanya bahwa ia tidak usah lagi datang ke kelas tari. Alasannya karena ia ketinggian. Leason learned ya, jangan menyakiti seorang anak dengan menyebutkan alasan fisik, hal itu bisa jadi membekas dan membuatnya trauma.
Kak Ollie sempat pergi sendirian ke jazz club, di sana ia merasakan kembali mengenai kengerian sendirian sebagaimana ia pernah merasakannya ketika di Bali.
Namun akhirnya pada malam terakhir. Kak Ollie mengiyakan saja untuk dibawa ke sebuah club dengan teman-temannya itu. Di sana ia diajak menari salsa oleh salah satu teman prianya. Ternyata temannya itu tak hanya bagus leadershipnya saat berkeja, ia bahkan sangat baik dalam mengarahkan Kak Ollie untuk mengikuti tarian salsanya hingga Kak Ollie tak sadar tau-tau sudah selesai menari dan semua orang bertepuk tangan untuknya. Ternyata perjalanan spiritual tidak hanya ada pada tari sufi ya, tari salsa pun bisa jadi pengalaman spiritual.
Di lain ceita ada juga kisah bagaimana Kak Ollie menemukan seorang pria yang sangat sesuai kriterianya, sempurna di atas kertas dari sisi prestasi daan karier. Bahkan berparas tampan. Namun Kak Ollie bilang bahwa chemistry-nya nggak dapet sehingga mereka berpisah.
Pada penasaran nggak sih apakah perjalanan Kak Ollie manjadi perjalanan yang bermakna dan mebahagiakan atau justru membuat ia makin tidak bahagia? Apakah Kak Ollie berhasil menemukan soulmate-nya?
Cerita di balik ditulisnya buku ini karena beberapa teman wanita Kak Ollie yang sudah berkeluarga seringkali bercerita bahwa mereka tidak bahagia. Namun, tidak berani mengambil keputusan untuk berpisah karena takut lebih tidak bahagia lagi. Sebenarnya, Kak Ollie tidak selalu menyarankan seseorang yang tidak bahagia untuk move on dan menemukan kebahagiaannya sendiri. Karena pada intinya mau tinggal atau pergi, kitalah yang menentukan kebahagiaan kita sendiri. Setuju nggak?
Simpulan dari Kak Ollie adalah:
Seusai teaser per bab dalam buku Kak Ollie, para peserta diminta sharing tentang pengalamannya move on atau pengorbanannya untuk menggapai cinta. Akhirnya ada yang bercerita bagaimana ia berpisah dengan suaminya, lalu menemukan seseorang yang ia rasa the one. Namun justru pria inilah yang membuat ia merasa hidupnya kadang terasa sangat berat. Tidak seperti sebelumnya ketika ia merasa tak ada masalah berat dalam hidupnya. Bahkan ia move on dengan baik dari perpisahan sebelumnya. Namun karena ia yakin pria itulah orangnya, maka ia memilih untuk tetap tinggal dan membiarkan waktu berjalan. Ada yang sedang merasa seperti itu juga girls? Dari sini saya sok tahu dan sok yakin bahwa banyak peserta yang hadir dalam ruangan itu yang diam-diam penasaran pengen segera menandaskan Passport To Happiness karena barangkali ada cerita serupa dengan yang dialaminya di dalamnya.
Sebuah buku sukses biasanya berasal dari kelekatan dengan keseharian para pembacanya, sehingga menarik banyak orang untuk penasaran dan segera membaca. Kak Ollie sudah membagi ceritanya untuk menguatkan siapa saja yang ingin bahagia. Go get yours gilrs!
Kami semua dapat buku bertanda tangan dari Kak Ollie, dan bahkan dapat foto bareng juga lho. Thank you Kak Ollie dan semua sponsornya. Saya akan menuliskan resensi dan opini tentang buku ini dalam pos terpisah.
Coba tebak siapa saja penulis wanita yang ada dalam foto terakhir ini?
Jadi buat siapa saja yang sedang merasa tidak bahagia, sedang galau, pengen move on,takut move on atau baru saja move on dan barangkali sedang bingung mengambil pilihan hidup, ada baiknya segera beli buku ini.Bakalan ludes dibaca dalam 2 jam deh. Ringan kok :)
10 komentar
Wah seru juga perjalanan Mbak Ollie ya. Jadi penasaran pengen baca deh. Etapi meskipun saya lagi bahagia gapapa kan baca buku ini? :P
ReplyDeleteGapapa Mas, aku pun lagi happy2 aja pas datang ke sana, pas baca bukunya dan nulis ini. Hahaa... paling kita jadi pengen halan2 jugaak :p
DeleteDi gramed udah ada lum ni? Jadi penasaraaan kepooo haha..
ReplyDeleteKmrn sempet ke gramed tp lupa nggak cek.. hehe. Klo online bisa dari gagasmedia atau kutukutu buku :)
Deletekebetulan lg nyari2 buku baru utk bacaan bulan ini... coba aku cari ah..sepertinya menarik soalnya :)Buku2 ringan ini enak dibaca kalo lg mumet ama kerjaan kantor mba
ReplyDeleteIya betul Mba, jd merasakan dunia yg lain di luar lingkup kita jd pusingnya ilang sendiri karena ikut ngerasain keseruan buku kali ya Mba :)
DeleteOllie memang asyiiik...ah jadi kangeeen dia :). Ngga sabar mau liat bukunya yang katanya bakal dianterin langsung ke aku di NYC :)
ReplyDeleteWah luar biasa diantar langsung ke NYC. Worth to wait sih Mba. Tp bakalan cepet banget dihabisinnya :D
DeleteHuah...sarat makna banget, jadi pengen baca full. Aku pengen ketemu Gemala nya malaaaahhh..aak! Kalo mbak ollie kan udah ketemu haha
ReplyDeleteIya Nad tiap kota beda cerita, selalu ada makna tersendiri. Hihi
DeleteTerima kasih sudah berkunjung, silakan tinggalkan komentar.
Love, Nia :)