Globetrotter dan Resiko Perjalanan
00:14
Ngomongin tentang pindah tempat ini sebenarnya udah pernah ngalamin di 2011 dimana maksa antara jalan-jalan keperluan sendiri dan dinas luar kota bener2 deketan banget jadwalnya. Nah belakangan ini saya mengalami hal-hal yang cukup ajaib dalam perjalanan-perjalanan saya, masih dalam hitungan 2 minggu tapi ibarat rujak isinya komplit bener dan sambelnya pedes :p
Kali ini perjalanan bermula pada tanggal 11 Oktober saya berangkat ke Pekanbaru dengan travel dan dijemput sekitar pukul 22:30. Emang malam banget soalnya saya naik travel yang dari Padang demi kenyamanan tempat duduk isi 5. Sebelum ini saya hampir setiap hari ke luar kota ke Agam daerah Ampek Angkek atau ke Padang Panjang untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan, tapi sorenya pasti pulang ke Bukittinggi sih, jadi nggak karu-karuan di jalannya udah cukup lama. Balik lagi ke cerita Pekanbaru, biasanya nyampe sana jam 3 atau 4 dini hari, namun kemarin sopir travelnya ngikut konvoi mobil2 dari perusahaannya dan ada mobil lain yang bannya bocor di tengah malam, jadi kami ikut berenti lama banget di malam yang hujan, ketika dini hari masuk ke kota pekanbaru sekitar pukul 4 di mana pak sopir masih nganter2in orang lain, ternyata beberapa komplek perumahan yang dituju banjir, jadilah makin lambat dan sampai bandara pukul 5;30, counter check in mandala ke jogja untuk penerbangan 7:55 belum dibuka. Kali itu saya pergi bertiga dengan dua teman saya. Biasanya kalau saya sendiri saya tidur dulu di rumah karib saya sembari menunggu pagi,ka biaanya nyampenya jam 4.
Masalah pun muncul ketika check in sudah open, salah satu teman saya tidak boleh check in dengan copy KTP, udah nyoba di loket check in sebelahnya lagi tapi nggak dibolehin juga sama mbak2 yang sebelumnya. Padahal di bandara lain nggak masalah tuh pakai copy ktp. Mungkin belum rezeki teman saya, setelah minta tolong beberapa teman untuk mengontak temannya yang di angkasa pura (ini bangunin beberapa orang dari tidurnya di sabtu pagi) dan bahkan tawar menawar dengan calo minta tolong dilobiin ke orang dalam ternyata tetep gabisa terbang, dengan sedih saya berdua dengan salah satu teman meninggalkan teman kami sendiri dan dia akhirnya beli tiket pesawat pekanbaru-jakarta dan jakarta jogja dengan maskapai lain :(
Kejadian tadi bikin saya dan kawan saya tidak bisa tidur di pesawat dan kami nggak enak banget udah ninggalin dia soalnya kami bertiga udah jauh2 ke Pekanbaru demi direct flight ini. Saya sendiri ke Jogja untuk pulang ke rumah, sedangkan kawan saya mau backpaking di Jogja dan Jatim karena dia aslinya orang Bukittinggi, yang ketinggalan tadi sama dengan saya mau pulang juga.
Senang banget ya bisa di rumah istirahat, break dari segala rutinitas dan banyak waktu untuk istirahat apalagi momentnya idul adha, jadi lebih sakral sekalian puasa2 menjelang idul adha di rumah. Sesekali keluar kuliner untuk silaturahmi dengan teman-teman SMA, cuma kuliner itu saja yang membuat saya beranjak dari rumah. Kawan saya tadi jalan2 di bromo, kawah ijen dan tentu saja malioboro sambil sedikit kontak2 dengan saya. Salut banget sama keberanian solo travellingnya.
Tanggal 17 pagi saya kembali ke sumbar via Jakarta, saya bertemu kembali dengan kawan saya yang baru jalan2, kami iseng check in pakai copy KTP dan semua baik2 aja nggak ditanya apa2, lancar2 aja alhamdulillah, jadi sedih buat teman kami, emang belum rezekinya. :(
Ternyata cuaca penerbangan di Sumatera cukup buruk, pesawat GA 168 ke Padang yang sebelumnya dari Pekanbaru mengalami keterlambatan, semestinya jam 7 malam udah terbang tapi baru take off jam8 malam (lama juga di taxiway antri take off). Jam 21:30 landing di Padang, travel yang sudah saya pesan untuk ke Bukittinggi harus menunggu penumpang lain yang sudah booking namun belum landing2 juga, akhirnya 22:30 travel berangkat dan cuma saya penumpangnya -__-
Setelah kami (saya dan pak sopir) cari tahu ternyata semua pesawat lion air dengan jam keberangkatan sekitar pukul sekitar jam dan 8 malam yang ke Padang dua-duanya nggak terbang, bahkan yang jam 9 malam juga, turut simpati kepada para penumpang yang terlantar :(
Sampai di Bukittinggi 00:15 saya nggak bisa tidur, sekitar jam 2 saya tidur kemudian bangun pagi jam 5 seperti biasa. Kerjaan menumpuk, wajib pajak banyak yang konsultasi sama saya karena emang nunggu hari ini, saya udah woro2 kalau cuti. Haha... Jam 5 sorenya saya langsung ke Jambi pengen banget dateng ke nikahan teman baik saya. Wow banget ini di travel 12 jam.
Karena cuaca hujan pada malam harinya dan mampir2 karena ada penumpang yang bawa baby jadilah nyampe hotel saya jam 5 pagi, saya coba tidur sebentar. Jam 8 pagi saya bangun dan bersiap ke Candi Muaro Jambi. Karena belum jam 9 saya belum dijemput kawan saya yang akan menemani saya jalan-jalan maka saya nyari sarapan dulu jalan2 keliling lokasi ruko dekat hotel dan nemu cfc, akhirnya pagi2 sarapan junk food.
Perjalanan ke Candi Muaro Jambi sekitar satu jam naik motor, candi pertama yang kami temui adalah Candi Kedaton yang sedang dalam proses pemugaran, sedangkan candi-candi yang lain misalnya Candi Tinggi, Candi Kembar dll berada di komplek yang rapih dan banyak penyewaan sepeda lho, jadi bisa keliling2 kompleks candi naik sepeda. Kompleks ini sudah ada sejak 18-an tahun lebih sih sepertinya, secara waktu kawan saya ke sana zaman SD sudah ada komplek ini juga. Yuk kita doain dan support UPT Pemugaran Candi biar makin banyak candi yang ditemukan dan dipugar, secara luas areal komplek Candi Muaro Jambi kan dua kali lipat luas Seam Reap, namun candinya lebih banyak dan lengkap di Seam Reap makanya dia lebih tenar. Sebagai candi peninggalan Budha, entah mengapa (saya belum nyari tau) candi ini nggak ada ukirannya sama sekali, namun stupanya mirip dengan Borobudur, nanti insyaallah akan dipost khusus.Jadi banyak tahu bedanya sesama candi Budha.Seneng bisa berkunjung ke tempat di mana ketika zaman Sriwijaya jadi lokasi pusat belajar agama Budha, tempat legendaris yang susah dijangkau. Bersyukur banget ada yang nganterin. Kalau mau ke sana sebaiknya rombongan aja jadi bisa nyewa mobil.
Hari minggu setelah kondangan selesai saya dijemput travel ke Bukittinggi jam 4 sore, sampai di Bukittinggi sekitar 4:30, baru tidur jam 5 sampai jam7, kemudian jam8 sudah meluncur menuju Lubuk Sikaping dan dinas di sini seminggu. Sekarang jam 12 malem saya masih nulis ini karena hectic banget rasanya ya pindah2 gini, itu rumah saya nggak dihuni dua minggu.
Tadi saya kena musibah hp ilang, iphone kesayangan yang ada foto2nya ke Candi Muaro Jambi kemarin, jatuh tadi siang, ditemukan pemilik toko di mana hp tersebut jatuh namun ada orang lain yang mengaku punya hp tersebut. Padahal beliau seorang ibu-ibu yang umurnya sekitar 50 tahunan,, sampai sekarang hp saya masih aktif, sepertinya ibu itu tidak bisa mengangkat telepon. Secara iphone gabisa dicopot baterai dan simcardnya juga khusus alat pembukanya, nggak tau deh tu hp mau diapain. Semoga mau balikin ke toko tempat jatuhnya tadi, saya udah nitip pesen ke pemilik toko dan kios hp di kota ini umtuk menghubungi saya kalau misalnya ibu itu muncul, doain ya. Kalau nggak dibalikin ya gimana lagi, ikhlas aja deh.
Cerita kocak namun tragisnya lagi nih, saya diikutin orang gila sejak dari kantor di Lubuk Sikaping dan ketika sensus di toko2 masih aja dibuntutin sampai saya kabur pake mobil -___-
Ketika saya di daerah pasar untuk titip pesan ke kios hp lagi2 diikuti dia, ya ampuun.. Semoga saya nggak ketemu orang gila ini besok pagi. hiks... Beneran nih melawan comfort zone.
Kali ini perjalanan bermula pada tanggal 11 Oktober saya berangkat ke Pekanbaru dengan travel dan dijemput sekitar pukul 22:30. Emang malam banget soalnya saya naik travel yang dari Padang demi kenyamanan tempat duduk isi 5. Sebelum ini saya hampir setiap hari ke luar kota ke Agam daerah Ampek Angkek atau ke Padang Panjang untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan, tapi sorenya pasti pulang ke Bukittinggi sih, jadi nggak karu-karuan di jalannya udah cukup lama. Balik lagi ke cerita Pekanbaru, biasanya nyampe sana jam 3 atau 4 dini hari, namun kemarin sopir travelnya ngikut konvoi mobil2 dari perusahaannya dan ada mobil lain yang bannya bocor di tengah malam, jadi kami ikut berenti lama banget di malam yang hujan, ketika dini hari masuk ke kota pekanbaru sekitar pukul 4 di mana pak sopir masih nganter2in orang lain, ternyata beberapa komplek perumahan yang dituju banjir, jadilah makin lambat dan sampai bandara pukul 5;30, counter check in mandala ke jogja untuk penerbangan 7:55 belum dibuka. Kali itu saya pergi bertiga dengan dua teman saya. Biasanya kalau saya sendiri saya tidur dulu di rumah karib saya sembari menunggu pagi,ka biaanya nyampenya jam 4.
Masalah pun muncul ketika check in sudah open, salah satu teman saya tidak boleh check in dengan copy KTP, udah nyoba di loket check in sebelahnya lagi tapi nggak dibolehin juga sama mbak2 yang sebelumnya. Padahal di bandara lain nggak masalah tuh pakai copy ktp. Mungkin belum rezeki teman saya, setelah minta tolong beberapa teman untuk mengontak temannya yang di angkasa pura (ini bangunin beberapa orang dari tidurnya di sabtu pagi) dan bahkan tawar menawar dengan calo minta tolong dilobiin ke orang dalam ternyata tetep gabisa terbang, dengan sedih saya berdua dengan salah satu teman meninggalkan teman kami sendiri dan dia akhirnya beli tiket pesawat pekanbaru-jakarta dan jakarta jogja dengan maskapai lain :(
Kejadian tadi bikin saya dan kawan saya tidak bisa tidur di pesawat dan kami nggak enak banget udah ninggalin dia soalnya kami bertiga udah jauh2 ke Pekanbaru demi direct flight ini. Saya sendiri ke Jogja untuk pulang ke rumah, sedangkan kawan saya mau backpaking di Jogja dan Jatim karena dia aslinya orang Bukittinggi, yang ketinggalan tadi sama dengan saya mau pulang juga.
Senang banget ya bisa di rumah istirahat, break dari segala rutinitas dan banyak waktu untuk istirahat apalagi momentnya idul adha, jadi lebih sakral sekalian puasa2 menjelang idul adha di rumah. Sesekali keluar kuliner untuk silaturahmi dengan teman-teman SMA, cuma kuliner itu saja yang membuat saya beranjak dari rumah. Kawan saya tadi jalan2 di bromo, kawah ijen dan tentu saja malioboro sambil sedikit kontak2 dengan saya. Salut banget sama keberanian solo travellingnya.
Tanggal 17 pagi saya kembali ke sumbar via Jakarta, saya bertemu kembali dengan kawan saya yang baru jalan2, kami iseng check in pakai copy KTP dan semua baik2 aja nggak ditanya apa2, lancar2 aja alhamdulillah, jadi sedih buat teman kami, emang belum rezekinya. :(
Ternyata cuaca penerbangan di Sumatera cukup buruk, pesawat GA 168 ke Padang yang sebelumnya dari Pekanbaru mengalami keterlambatan, semestinya jam 7 malam udah terbang tapi baru take off jam8 malam (lama juga di taxiway antri take off). Jam 21:30 landing di Padang, travel yang sudah saya pesan untuk ke Bukittinggi harus menunggu penumpang lain yang sudah booking namun belum landing2 juga, akhirnya 22:30 travel berangkat dan cuma saya penumpangnya -__-
Setelah kami (saya dan pak sopir) cari tahu ternyata semua pesawat lion air dengan jam keberangkatan sekitar pukul sekitar jam dan 8 malam yang ke Padang dua-duanya nggak terbang, bahkan yang jam 9 malam juga, turut simpati kepada para penumpang yang terlantar :(
Sampai di Bukittinggi 00:15 saya nggak bisa tidur, sekitar jam 2 saya tidur kemudian bangun pagi jam 5 seperti biasa. Kerjaan menumpuk, wajib pajak banyak yang konsultasi sama saya karena emang nunggu hari ini, saya udah woro2 kalau cuti. Haha... Jam 5 sorenya saya langsung ke Jambi pengen banget dateng ke nikahan teman baik saya. Wow banget ini di travel 12 jam.
Karena cuaca hujan pada malam harinya dan mampir2 karena ada penumpang yang bawa baby jadilah nyampe hotel saya jam 5 pagi, saya coba tidur sebentar. Jam 8 pagi saya bangun dan bersiap ke Candi Muaro Jambi. Karena belum jam 9 saya belum dijemput kawan saya yang akan menemani saya jalan-jalan maka saya nyari sarapan dulu jalan2 keliling lokasi ruko dekat hotel dan nemu cfc, akhirnya pagi2 sarapan junk food.
Perjalanan ke Candi Muaro Jambi sekitar satu jam naik motor, candi pertama yang kami temui adalah Candi Kedaton yang sedang dalam proses pemugaran, sedangkan candi-candi yang lain misalnya Candi Tinggi, Candi Kembar dll berada di komplek yang rapih dan banyak penyewaan sepeda lho, jadi bisa keliling2 kompleks candi naik sepeda. Kompleks ini sudah ada sejak 18-an tahun lebih sih sepertinya, secara waktu kawan saya ke sana zaman SD sudah ada komplek ini juga. Yuk kita doain dan support UPT Pemugaran Candi biar makin banyak candi yang ditemukan dan dipugar, secara luas areal komplek Candi Muaro Jambi kan dua kali lipat luas Seam Reap, namun candinya lebih banyak dan lengkap di Seam Reap makanya dia lebih tenar. Sebagai candi peninggalan Budha, entah mengapa (saya belum nyari tau) candi ini nggak ada ukirannya sama sekali, namun stupanya mirip dengan Borobudur, nanti insyaallah akan dipost khusus.Jadi banyak tahu bedanya sesama candi Budha.Seneng bisa berkunjung ke tempat di mana ketika zaman Sriwijaya jadi lokasi pusat belajar agama Budha, tempat legendaris yang susah dijangkau. Bersyukur banget ada yang nganterin. Kalau mau ke sana sebaiknya rombongan aja jadi bisa nyewa mobil.
Hari minggu setelah kondangan selesai saya dijemput travel ke Bukittinggi jam 4 sore, sampai di Bukittinggi sekitar 4:30, baru tidur jam 5 sampai jam7, kemudian jam8 sudah meluncur menuju Lubuk Sikaping dan dinas di sini seminggu. Sekarang jam 12 malem saya masih nulis ini karena hectic banget rasanya ya pindah2 gini, itu rumah saya nggak dihuni dua minggu.
Tadi saya kena musibah hp ilang, iphone kesayangan yang ada foto2nya ke Candi Muaro Jambi kemarin, jatuh tadi siang, ditemukan pemilik toko di mana hp tersebut jatuh namun ada orang lain yang mengaku punya hp tersebut. Padahal beliau seorang ibu-ibu yang umurnya sekitar 50 tahunan,, sampai sekarang hp saya masih aktif, sepertinya ibu itu tidak bisa mengangkat telepon. Secara iphone gabisa dicopot baterai dan simcardnya juga khusus alat pembukanya, nggak tau deh tu hp mau diapain. Semoga mau balikin ke toko tempat jatuhnya tadi, saya udah nitip pesen ke pemilik toko dan kios hp di kota ini umtuk menghubungi saya kalau misalnya ibu itu muncul, doain ya. Kalau nggak dibalikin ya gimana lagi, ikhlas aja deh.
Cerita kocak namun tragisnya lagi nih, saya diikutin orang gila sejak dari kantor di Lubuk Sikaping dan ketika sensus di toko2 masih aja dibuntutin sampai saya kabur pake mobil -___-
Ketika saya di daerah pasar untuk titip pesan ke kios hp lagi2 diikuti dia, ya ampuun.. Semoga saya nggak ketemu orang gila ini besok pagi. hiks... Beneran nih melawan comfort zone.
2 komentar
pake SIM tetep g bisa ya
ReplyDeleteapesnya ngga bawa apa2 sama sekali gitu, semua ketinggalan, copy ktp dari hasil ngeprint scan ktp yg ada di email.hehe
DeleteTerima kasih sudah berkunjung, silakan tinggalkan komentar.
Love, Nia :)