Hati-hati yaaah...This will be a random post... Berat amat sih kesannyaa, abaikaaan, enjoy then :)
Saya orangnya nggak anti mainstream, kadang juga mencaritau dan ngikutin apa yang sedang tren, tapi seringnya secara ketulan tertarik begitu saja pada suatu hal, misalnya japanese drama atau dorama. Nah, kebetulan sabtu minggu kemarin saya tidak menjadwalkan kegiatan apapun, bahkan jalan-jalan pun tidak. Jadilah saya copy semua film di eksternal had disknya nia, tetangga kamar saya, iya saya juga nia,kebetulan nama panggilan kami sama, hehhe...
Dimulai dari nonton Alice in Wonderland yang saya emang telat banget baru nonton kemarin ini, kemudian nonton Black Swan dan film-film hollywood lain, lalu saya bosan dan mencari-cari film yang beda dari yang sudah saya lihat sebelumnya, ternyata ada anime Dears yang sekitar tahun 2006 atau 2007 saya baca resensinya di animonster, langsung saya khatamkan semua serinya, dan saya kembali bosan, mau nonton anime series lagi rasanya bakal lama dan nggak betah, jadilah saya mencari-cari film yang durasinya cuma dua jam saja, dan nemu ini: Paradise Kiss....
Paradise Kiss merupakan film Jepang atau Jmovie yang ditayangkan di negeri asalnya pada tahun 2011, lumayan lah ya belum terlalu lama (baru tahun kemarin :p). Saya nggak berekspektasi apapun tentang film ini, nggak googling ceritanya juga, padahal saya biasanya kalau mau nonton film nyari dan lihat trailer dulu plus baca sinopsis yang ditulis orang tentang film yang akan saya lihat itu, haha kalau endingnya bagus saya tonton, kalau nggak ya tergantung mood :p
Parakiss ceritanya simpel, seperti halnya dorama Jepang jaman saya smp dulu yang menceritakan tentang seseorang dengan pekerjaan tertentu. Rupanya masyarakat Jepang telah peduli tentang bekerja menurut passion sejak lama dengan banyaknya dorama sejenis. Emang sih bekerja sesuai passion akan menghasilkan orang-orang yang produktif karena mereka mengerjakan sesuatu yang mereka suka. Dalam Jmovie atau Jdrama, hal-hal simpel seperti hobi menjahit atau design bisa dikemas dalam sebuah cerita yang unsur psikologisnya cukup dalam dan jalan cerita yang menyenangkan atau mempermainkan emosi.
Di Parakiss kita akan bertemu dengan George Koizumi yang talented di designing tapi ternyata design-designnya too special karena jarang banget anak muda yang tertarik pada haute couture, tapi si George dengan idealisme dan keperfeksionisannya cocok banget di haute dan ketika mencoba jadi designer yang menjual produk-produk untuk pakaian massal ke toko-toko justru rejected, nah dari situ saya jadi tahu alternatif karier untuk designer fashion selain buka butik dan meluncurkan produk-produknya dan hal-hal komersial lainnya.
Saya hanyuut banget kebawa ceritanya (halah), bengong dan merasa film ini pas banget jadi mood booster atas project saya, alter ego saya sekarang, hehheee.. Silakan dibilang lebay tapi saya memang dapet banget feelnya terutama karena aktingnya Mukai yang bagus bangeeet ituu, seolah dia genius designer beneran. Saya nemu lagi deh kalau yang namanya passion itu belum tentu dari bakat kita, meskipun kita berbakat kalau nggak punya keyakinan diri atas apa yang akan kita coba lakukan maka hampir sama dengan kita asal coba-coba aja bergantung sama keberuntungan, seolah menyia-nyiakan kesempatan yang datang pada kita tanpa usaha. Bakat seni dan industri komersial memang kadang nggak jodoh...Di sisi lain kalau kita suka suatu hal meskipun awalnya kita nggak bagus di situ, kalau kita enjoy ngejalaninnya juga bisa jadi passion..What a reminder :p
Karena langsung jatuh cinta sama filmnya, selain karena jalan cerita tentang fashion designingnya, saya juga kebawa banget tuh sama kisahnya Yukari dan George, jadi Yukari adalah tokoh utama film ini, dia murid suatu SMA terkenal yang berusaha keras buat masuk universitas yang bagus tapi cuma karena alasan buat ortunya, karena trauma masa lalu, tepatnya pas dia mau masuk SD dulu gak bisa masuk SD terkenal Ibunya Yukari keliatan shock berat dan ninggalin Yukari jalan sendirian di tengah hujan salju, karena takut ditinggalin mamanya, Yukari jadi ngikutin apa yang mamanya pengen, jadi dia usaha keras belajar tapi hasilnya nggak bagus karena nggak enjoy. Di luar itu kebetulan dia ditemukan Arashi, temen George di jalan dan diminta jadi model fashion show project akhirnya George dkk di tingkat 3 di sekolahnya. Awalnya Yukari nyebelin banget, ya tipikal orang rajin belajar yang hidupnya lempeng-lempeng aja, dia nolak gitu deh, tapi karena kehangatan George dkk yaotu Arashi, Miwako dan Isaabela akhirnya Yukari malah gabung sama mereka walaupun dia juga bingung kenapa dia mau gabung. Yukari tipikal orang yang selalu menyalahkan suatu hal pada orang lain, pokoknya dia nggak kena (ini konkrit banget nih di dunia kerja banyak yang begini #uhuks).
Dari ketemu George itulah Yukari jadi nemu kalau dia pengen jadi model. Kisah cintanya kalau di anime lebih dalam dan bikin sedih apalagi endingnya bikin keki! Makanya saya suka ending movienya, tapi kalau mau lebih dalam untuk tahu karakter-karakter tokohnya mending lihat animenya juga. Saya googling anime dan manganya, tapi akhirnya nyari animenya, download dan sudah saya selesai nonton, tapi ya sekali lagi saya katakan huuuh endingnya beda sama movienya, saya lebih suka movienya! Haha...nggak trima sama ending anime pokoknyaaa..... Nah kan saya malah terdiktrasi kisah cinta tokoh utamanya, Yukari dengan George, hihihi
Kalau dari animenya saya dapat "pesan" dari pembuat cerita anime tersebut bahwasannya kita jangan mengorbankan mimpi dan cita-cita kita hanya karena cowok. What a good message :')
Kalau ada bad boy yang sejenis George mau deh sayaah, asalkan dia nggak gay yaaah, hahaa...
Udah ya saya share segini aja dulu tentang kerandoman saya, pokoknya saya udah selamat dari K-wave dan kembali jadi japan minded, mwahaaha.. Saya kurang tertarik (dalam kadar tinggi) pada film Hollywood karena saya nggak suka ngomentarin2 dan ngomongin orang lain muluuuu...Termasuk industri fashion western sana yang kebetulan belum dikemas dalam "fun way", ya masalah selera kan yaa... Bagi yang penasaran, download gih sonooo.... :p
Saya orangnya nggak anti mainstream, kadang juga mencaritau dan ngikutin apa yang sedang tren, tapi seringnya secara ketulan tertarik begitu saja pada suatu hal, misalnya japanese drama atau dorama. Nah, kebetulan sabtu minggu kemarin saya tidak menjadwalkan kegiatan apapun, bahkan jalan-jalan pun tidak. Jadilah saya copy semua film di eksternal had disknya nia, tetangga kamar saya, iya saya juga nia,kebetulan nama panggilan kami sama, hehhe...
Dimulai dari nonton Alice in Wonderland yang saya emang telat banget baru nonton kemarin ini, kemudian nonton Black Swan dan film-film hollywood lain, lalu saya bosan dan mencari-cari film yang beda dari yang sudah saya lihat sebelumnya, ternyata ada anime Dears yang sekitar tahun 2006 atau 2007 saya baca resensinya di animonster, langsung saya khatamkan semua serinya, dan saya kembali bosan, mau nonton anime series lagi rasanya bakal lama dan nggak betah, jadilah saya mencari-cari film yang durasinya cuma dua jam saja, dan nemu ini: Paradise Kiss....
Paradise Kiss merupakan film Jepang atau Jmovie yang ditayangkan di negeri asalnya pada tahun 2011, lumayan lah ya belum terlalu lama (baru tahun kemarin :p). Saya nggak berekspektasi apapun tentang film ini, nggak googling ceritanya juga, padahal saya biasanya kalau mau nonton film nyari dan lihat trailer dulu plus baca sinopsis yang ditulis orang tentang film yang akan saya lihat itu, haha kalau endingnya bagus saya tonton, kalau nggak ya tergantung mood :p
Yukari and George |
Di Parakiss kita akan bertemu dengan George Koizumi yang talented di designing tapi ternyata design-designnya too special karena jarang banget anak muda yang tertarik pada haute couture, tapi si George dengan idealisme dan keperfeksionisannya cocok banget di haute dan ketika mencoba jadi designer yang menjual produk-produk untuk pakaian massal ke toko-toko justru rejected, nah dari situ saya jadi tahu alternatif karier untuk designer fashion selain buka butik dan meluncurkan produk-produknya dan hal-hal komersial lainnya.
Saya hanyuut banget kebawa ceritanya (halah), bengong dan merasa film ini pas banget jadi mood booster atas project saya, alter ego saya sekarang, hehheee.. Silakan dibilang lebay tapi saya memang dapet banget feelnya terutama karena aktingnya Mukai yang bagus bangeeet ituu, seolah dia genius designer beneran. Saya nemu lagi deh kalau yang namanya passion itu belum tentu dari bakat kita, meskipun kita berbakat kalau nggak punya keyakinan diri atas apa yang akan kita coba lakukan maka hampir sama dengan kita asal coba-coba aja bergantung sama keberuntungan, seolah menyia-nyiakan kesempatan yang datang pada kita tanpa usaha. Bakat seni dan industri komersial memang kadang nggak jodoh...Di sisi lain kalau kita suka suatu hal meskipun awalnya kita nggak bagus di situ, kalau kita enjoy ngejalaninnya juga bisa jadi passion..What a reminder :p
Karena langsung jatuh cinta sama filmnya, selain karena jalan cerita tentang fashion designingnya, saya juga kebawa banget tuh sama kisahnya Yukari dan George, jadi Yukari adalah tokoh utama film ini, dia murid suatu SMA terkenal yang berusaha keras buat masuk universitas yang bagus tapi cuma karena alasan buat ortunya, karena trauma masa lalu, tepatnya pas dia mau masuk SD dulu gak bisa masuk SD terkenal Ibunya Yukari keliatan shock berat dan ninggalin Yukari jalan sendirian di tengah hujan salju, karena takut ditinggalin mamanya, Yukari jadi ngikutin apa yang mamanya pengen, jadi dia usaha keras belajar tapi hasilnya nggak bagus karena nggak enjoy. Di luar itu kebetulan dia ditemukan Arashi, temen George di jalan dan diminta jadi model fashion show project akhirnya George dkk di tingkat 3 di sekolahnya. Awalnya Yukari nyebelin banget, ya tipikal orang rajin belajar yang hidupnya lempeng-lempeng aja, dia nolak gitu deh, tapi karena kehangatan George dkk yaotu Arashi, Miwako dan Isaabela akhirnya Yukari malah gabung sama mereka walaupun dia juga bingung kenapa dia mau gabung. Yukari tipikal orang yang selalu menyalahkan suatu hal pada orang lain, pokoknya dia nggak kena (ini konkrit banget nih di dunia kerja banyak yang begini #uhuks).
Dari ketemu George itulah Yukari jadi nemu kalau dia pengen jadi model. Kisah cintanya kalau di anime lebih dalam dan bikin sedih apalagi endingnya bikin keki! Makanya saya suka ending movienya, tapi kalau mau lebih dalam untuk tahu karakter-karakter tokohnya mending lihat animenya juga. Saya googling anime dan manganya, tapi akhirnya nyari animenya, download dan sudah saya selesai nonton, tapi ya sekali lagi saya katakan huuuh endingnya beda sama movienya, saya lebih suka movienya! Haha...nggak trima sama ending anime pokoknyaaa..... Nah kan saya malah terdiktrasi kisah cinta tokoh utamanya, Yukari dengan George, hihihi
Kalau dari animenya saya dapat "pesan" dari pembuat cerita anime tersebut bahwasannya kita jangan mengorbankan mimpi dan cita-cita kita hanya karena cowok. What a good message :')
Kalau ada bad boy yang sejenis George mau deh sayaah, asalkan dia nggak gay yaaah, hahaa...
Udah ya saya share segini aja dulu tentang kerandoman saya, pokoknya saya udah selamat dari K-wave dan kembali jadi japan minded, mwahaaha.. Saya kurang tertarik (dalam kadar tinggi) pada film Hollywood karena saya nggak suka ngomentarin2 dan ngomongin orang lain muluuuu...Termasuk industri fashion western sana yang kebetulan belum dikemas dalam "fun way", ya masalah selera kan yaa... Bagi yang penasaran, download gih sonooo.... :p
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung, silakan tinggalkan komentar.
Love, Nia :)