Pages

Friday, 1 June 2012

Travel Diary: Kunjungan Sehari Ke Solo

Assalamu'alaikum blogger,

Sebelum terlalu basi, saya akan share cerita tentang destinasi kedua liburan saya setelah Jogja, yaitu kota tetangganya yang sudah beda provinsi, Solo. Sebenarnya ahun 2006 yang lalu saya sempat kuliah sebentar di Solo, cuma 3 minggu sih, tapi sudah lumayan memberikan banyak kenangan akan adhem ayem tentremnya kota ini. Sayang sekali saya belum berjodoh tinggal di Solo. Saya memutuskan pindah kuliah ke Jakarta. Maka dari itu, Solo bukanlah kota yang asing bagi saya, walaupun kala itu saya tinggal di Jakarta, jika pulang ke rumah saya kadang mampir ke Solo, sekadar melepas kangen dengan kawan-kawan saya di Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta, kampus yang sejuk dan adhem ayem... Bahkan tahun baru 2009 dan 2010 saya lewatkan di kota itu.

Hari Sabtu tanggal 19 Mei 2012 saya berkesempatan jalan-jalan lagi di Solo. Rencana awalnya saya akan ke Solo hari Jumat, tetapi karena saya sakit flu yang cukup kronis, saya memutuskan pulang ke Purworejo dulu dari Jogja. Jumat saya habiskan waktu di rumah saja. Saya ke Solo naik Prameks jam 8.30 dari Stasiun Kutoarjo, tarifnya 20ribu rupiah. Lama perjalanan dua jam. Saya senang sekali dengan perhatian security serta petugas Prameks yang mengingatkan kepada penumpang pria bahwa gerbong satu, tempat saya duduk adalah gerbong khusus wanita. Suatu hal yang jarang saya dapatkan di Sumatera. Saya sangat merindukan ketegasan yang tidak perlu disampaikan dengan kekerasan yang ditegakkan oleh petugas. Memang sementara ini saya baru menemukan di Jogja dan Solo.

Saya turun di Stasiun Purwosari, keluar stasiun ke arah kiri akan langsung kelihatan shelter Batik Solo Trans, Mbaknya ramah sekali, tapi juga cekatan. Meski ada ibu2 yang ngomel2 si Mbak ini tetep ramah. Memang Bus-nya penuh sesak, tapi AC nya tetap terasa dingin kok, jadi tetap nyaman bagi saya meski berdiri. Tujuan pertama saya adalah Kraton, jadi saya turun di Shelter dekat patung Slamet Riyadi, di ujung Jalan Slamet Riyadi, sebelum perempatan sebelahnya Pusat Grosir Solo, pas di jalan masuk Galabo (Gladak Langen Bogan: semacam pusat kuliner, para pedagang kaki lima direlokasi ke sini, paling rame saat malam). Sebenarnya turun dr bus kita bisa langsung jalan kaki, menyeberang, kemudian belok kanan terus ikuti jalan sampai membelah alun-alun Kota Solo, kemudian ikuti jalan supit urang, sampailah di Kraton. Tapi karena kemarin saya agak lupa lokasi kraton, jadilah naik becak, 15ribu dr Shelter langsung ke depan Kraton. Nostalgia naik becak, seger rasanya kena tiupan angin. 

Untuk masuk kraton kita beli tiket dulu di jajaran bangunan depan pas tempat kita pertama masuk, maapkeun saya lupa tiketnya berapa. Tapi seingat saya nggak mahal kok. Sebanding dengan apa yang kita bisa lihat di Kraton Solo, barang-barang bersejarah dan peninggalan dari jaman penjajahan Belanda dulu. Dari tempat beli tiket ke kraton kita ke kiri dari arah masuk, ikuti jalan itu aja, nanti setelah belokan yang banyak delman, di kanan kita sudah bisa melihat gerbang masuknya. Sayangnya ada banyak pengemis di depan kraton, bikin miris, tapi mereka gak annoying sama sekali kok.

Sebelum melihat-lihat koleksi museumnya, saya mengajak travelmate masuk dulu ke bagian kraton yang boleh kita masuki, kita harus melepaskan sandal untuk masuk ke sana, tidak sampai bagian dalam kraton sih tapi lumayan kita bisa lihat2 tempat semacam aula terbuka yang sepertinya digunakan untuk menggelar acara. Meski Pakubuwono sekarang diberitakan terlibat hal-hal yang negatif, saya tetep masih respect kok sama Kraton Solo, saya suka cara mereka melestarikan budayanya.

Di dalam pelataran kraton tersebut banyak guide, tarifnya 30ribu. Karena sudah pernah ke sana sebelumnya, maka saya tidak menggunakan jasa guide. Ketika sedang melihat-lihat pelataran kraton, saya disapa oleh seorang abdi dalem kraton yang sedang menyapu. Bapaknya sangat baik dan ramah, njawani banget deh. Bikin kita ikutan senyum ketika ngobrol dengan si Bapak, sampai kami nggak enak mau ngajak foto. Beliau kelihatan sangat bahagia dari dalam hatinya. Saya salut sekali dan merasa saya masih menjadi seorang manusia yang kurang spiritual dan kurang bersyukur di dalam diri ketika berinteraksi dengan Bapak yang low profile tadi. Beliau gaji bulanan sebagai abdi dalem di jaman sekarang yg mgkn cuma sekitar 10ribu rupiah, sungguh tidak sebanding dengan kebutuhan untuk biaya harian, si Bapak tersebut memang sangat menakjubkan dalam kedamaiannya. Beliau menularkan keramahan kepada orang yang dijumpainya. 

Puas di pelataran saya keliling2 melihat koleksi museum, ini kali kedua bagi saya. Ada relief cerita Sunan Kalijaga juga lho. Sebelum pulang, saat kembali ke tempat pembelian tiket untuk foto2 dulu sama dua pengawal kraton, sama seperti Kerajaan di Inggris yang juga punya dua penjaga di depan istananya. Kalau mau silakan beri tips kepada kedua pengawal apabila kalian mengajak mereka foto. Saya jadi pengen ngasih tips ke Bapak yang nyapu di dalem tadi (huhu sesal kemudian tak berguna).
 Pulangnya saya memutuskan jalan kaki saja, ternyata tidak jauh, meski panas tapi asik lho jalan kaki di kota orang, hehe namanya juga travelling.
Kegiatan saya di Solo selanjutnya dihabiskan di Pusat Grosir Solo (PGS) dan makan siang di Galabo. Rasa kangen pada rawon terobati. Harganya murah meriah, 2 rawon dan 2 es teh nggak sampai 20ribu, cuma 14ribu apa yak, lupa, hehehe...

Dari PGS pukul 14.00 saya bersiap ke stasiun lagi, mau pulang karena prameks terakhir dari Solo 15.15, tadinya saya kira jadwalnya 14.30 makanya jam 14.00 saya sudah beranjak dr PGS. Karena jadwal Solo Batik Trans dan juga rutenya saya nggak hafal, kami memutuskan naik becak saja biar cepat. Bapak Becak menawarkan 30ribu saat saya minta diantar ke Stasiun Purwosari, kata si Bapak jauh makanya segitu. Untunglah saya menanyakan stasiun terdekat dari situ dimana, ternyata Stasiun Balapan lebih dekat, cuma 20ribu tarif naik becaknya, agak jauh juga sih, tapi karena naik becak, panas matahari kalah sama angin sepoi-sepoi.

Yak demikian perjalanan saya ke Solo cuma dalam beberapa jam saja, semoga cerita saya bisa jadi pedoman buat nawar becak, hahahaa... Juga kalau di PGS silakan tawar dan jangaan pernah merasa capek untuk keliling survey dulu daripada nyesel merasa beli kemahalan, karena selalu ada saja kios lain yang lebih murah, yeah that's the art of shopping! Batik biasa yang sudah cukup bagus untuk ngantor cuma 20ribu lho bloggers, so if you want to buy some batik just go there, enjoy Solo and the culture. Solo Spirit of Java...

See u on my next trip ;)
Please give me your feedback, hihihi

Please follow my blog if u like mine, Insyaalloh saya akan sering update blog tentang perjalanan dan hal-hal menarik hati saya. :)

2 comments:

  1. pramek yang ke jogja jam brapaan sih?

    ReplyDelete
    Replies
    1. silakan cek langsung ke web pt. kai aja yah, jadwalnya kadang mengalami perubahan http://kereta-api.co.id/jadwal-ka.html :)

      Delete

Terima kasih sudah berkunjung, silakan tinggalkan komentar.
Love, Nia :)